Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Jawa Timur bertambah 368 kasus baru pada Senin (21/9). Ketua Gugus Kuratif Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi menilai penambahan kasus baru COVID-19 di Jatim masih naik turun dan punya pekerjaan rumah menurunkan angka kematian.
"Situasi Jatim memang mencolok angka kesembuhannya tinggi Jatim. Tapi kemudian yang confirm (positif COVID-19) masih cukup banyak. Dan PR kita tentu saja yang meninggal masih tinggi," kata Joni di Gedung Negara Grahadi, Senin (21/9/2020).
Joni menjelaskan grafik penambahan kasus di Jatim masih naik turun. Hal serupa juga terjadi pada grafik penambahan pasein sembuh dan angka kematian.
"Masih naik turun. Kalau dilihat trennya, kasus baru COVID-19 pada Agustus lalu tinggi, September ini mulai turun. Harapannya memang terus turun," jelasnya.
Untuk angka sembuh, Joni menjelaskan trennya stagnan pada September. Puncak angka kesembuhan di Jatim terjadi pada Juli-Agustus lalu. Tetapi Joni optimis, angka kesembuhan di Jatim terus stabil dan naik. Saat ini, angka kesembuhan COVID-19 di Jatim berjumlah 33.574.
"Kalau tidak salah Jawa Timur juga menjadi salah satu provinsi dengan recovery rate tertinggi di Indonesia. Kalau pasien sembuh kita di bawah Jakarta," terangnya.
Sementara, kasus kematian akibat COVID-19 di Jawa Timur sendiri kini berada di angka 2.990 kasus. Angka itu menjadikan Jatim sebagai provinsi dengan kasus kematian tertinggi.
Mantan Dirut RSU dr Soetomo ini mengungkapkan berbagai upaya yang dilakukan Gugus COVID-19 Jatim untuk mengurangi angka kematian.
"Kita pisahkan pasien ringan, sedang untuk dirawat di RS Darurat COVID-19 Jatim, juga ada Gedung BPSDM, Asrama Haji. Kalau berat kita rawat di RS Rujukan. Jangan sampai banyak pasien gejala berat telat masuk RS. Jangan takut dibawa ke RS. Karena pasien berat kalau sudah gagal nafas itu persentase sembuhnya kecil," terangnya.
"Kita juga semaksimal mungkin menangani pasien dengan gejala berat, jangan sampai gagal nafas dan memakai ventilator. Kita ada High Flow Nasal Canul (HFNC). Alat ini walau pasien berat asal belum sampai gagal nafas berat, persentase sembuhnya lebih tinggi. Juga ada donor plasma convalescent yang juga bisa membantu pasien berat untuk sembuh," lanjut Joni.
Joni menambahkan ada 5 strategi yang saat ini tengah digencarkan oleh Gugus COVID-19 Jawa Timur beserta kabupaten/kota untuk menekan persebaran virus Corona.
Pertama, penegakan protokol kesehatan dengan operasi yustisi secara masif dan terukur serta meningkatkan peran serta masyarakat. Kedua, testing dan isolasi ketat orang dengan resiko tinggi, kontak erat, suspect, probable dan kasus terkonfirmasi.
Ketiga, penyediaan sarana kesehatan yang cukup dan terstandar serta terus menerus mengembangkan riset perbaikan pelayanan. Keempat, evaluasi pencatatan dan pelaporan. Serta yang kelima monitoring dan upaya perbaikan.
"Nomor tiga terus kita usahakan agar semakin membaik setiap fasilitas di RS. Kita sekarang juga terus membagikan ventilator ke RS. Sedangkan nomor empat, kita masih akan lakukan evaluasi dan pelaporan," pungkasnya.