Kafan yang membungkus jenazah Anis Purwaningsih (30), warga Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Jombang dicuri orang tak dikenal. Praktisi spiritual menyebut pencurian kafan ini terkait ritual untuk mencari pesugihan atau pelaris.
"Itu larinya ke spiritual hitam, salah satunya untuk pesugihan atau pelaris toko, dagang dan lain-lain," kata praktisi spiritual Ki Gondho Sukmo saat dikonfirmasi wartawan, Senin (21/9/2020).
Pelaku yang mencari pesugihan atau pelaris dagangan, lanjut Ki Gondho, biasanya mempunyai perjanjian dengan paranormal dan jin. Pelaku diminta melengkapi syarat untuk ritual berupa kafan ibu yang meninggal karena melahirkan.
Seperti diketahui, Anis meninggal setelah melahirkan bayinya di RSK Mojowarno, Jombang. Bayi yang dia lahirkan juga meninggal dunia satu hari sebelumnya.
"Bisa jadi ibu dan anak yang meninggal berurutan, itu yang saya khawatirkan larinya ke pesugihan. Sepertinya ada aroma-aroma pesugihan," terang Ki Gondho.
Baca juga: Ini Penampakan Kafan Ibu Muda yang Dicuri |
Namun penggalian makam yang dilakukan pelaku berbeda dengan cara yang biasa dipakai pencuri kafan. Yakni pelaku diduga menggali makam Anis menggunakan sebuah piring seng.
"Biasanya menggalinya harus pakai tangan kosong," ujar Ki Gondho.
Kafan yang dicuri dari makam Anis ditemukan di kebun sebelah rumah Lilik Kustiyah (49), warga Dusun Sumberbeji. Terdapat sebuah patung bayi merangkak berbahan kuningan pada bungkusan yang ditemukan Lilik.
"Biasanya kain kafan ditaruh di tempat dia bertapa atau dia wiridan. Itu dimanfaatkan seolah-olah ada unsur magis yang luar biasa untuk membantu pertapaan. Patung bayi hanya simbol menggantikan si jabang bayi," jelas Ki Gondho.
Hal senada dikatakan praktisi spiritual Endrik Nurkholis. Menurut dia, kafan dari ibu yang mati saat melahirkan biasa dipakai untuk ilmu hitam. Mulai dari mencari pesugihan, hingga ilmu kebal atau bisa menghilang.
Tonton video 'Saksi Mata: Geger Makam Dibongkar di Tasikmalaya':
Hanya saja waktu yang dipakai pelaku mencuri kafan tersebut dia nilai tidak tepat. Yakni antara pada Sabtu malam sampai Minggu dini hari.
"Menggalinya harus pakai tangan. Momen yang pas ambilnya malam Jumat Legi. Kalau melepas tali kafan harus digigit. Itu sudah salah kaprah, gagal total," ungkap paranormal asal Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang ini.
Endrik memperkirakan, pelaku tergolong pencuri kafan yang masih amatir. Terlebih lagi, pelaku mengembalikan kafan yang dicuri dari makam Anis.
"Biasanya dihantui terus siang malam. Kalau mentalnya tidak kuat biasanya dikembalikan. Itu mungkin masih belajaran atau amatir," tandasnya.
Penjarahan makam Anis pertama kali diketahui Suparno (54) pada Minggu (20/9) sekitar pukul 17.00 WIB. Warga Dusun Padar Kidul, Desa Kesamben itu hendak berziarah ke makam istrinya di pemakaman umum Dusun Sumberbeji. Saat itu dia mendapati makam Anis sudah berantakan.
Sampai saat ini belum diketahui pelaku pembongkaran makam Anis. Orang tak dikenal itu mencuri kafan yang membungkus jenazah ibu muda tersebut. Pelaku diduga membongkar makam istri Muhammah Khotib (30) itu hanya menggunakan sebuah piring seng.
Anis meninggal dunia saat dirawat di RSK Mojowarno, Jombang pada Sabtu (19/9) sekitar pukul 13.00 WIB. Dia mengalami pendarahan pasca operasi persalinan anak keduanya. Jenazahnya dimakamkan pada hari yang sama di pemakaman umum Dusun Sumberbeji sekitar pukul 16.00 WIB.
Sedangkan bayi Anis meninggal dunia satu hari sebelumnya, Jumat (18/9). Bayi tersebut dimakamkan hari itu juga di pemakaman yang sama. Makam Anis dan bayinya bersebelahan.
Anis diketahui berasal dari Kecamatan Pare, Kediri. Dia tinggal di Dusun Sumberbeji sejak menikah dengan Muhammad Khotib (30). Pasangan ini sudah mempunyai anak perempuan yang kini berusia sekitar 4 tahun.