Hanya saja waktu yang dipakai pelaku mencuri kafan tersebut dia nilai tidak tepat. Yakni antara pada Sabtu malam sampai Minggu dini hari.
"Menggalinya harus pakai tangan. Momen yang pas ambilnya malam Jumat Legi. Kalau melepas tali kafan harus digigit. Itu sudah salah kaprah, gagal total," ungkap paranormal asal Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang ini.
Endrik memperkirakan, pelaku tergolong pencuri kafan yang masih amatir. Terlebih lagi, pelaku mengembalikan kafan yang dicuri dari makam Anis.
"Biasanya dihantui terus siang malam. Kalau mentalnya tidak kuat biasanya dikembalikan. Itu mungkin masih belajaran atau amatir," tandasnya.
Penjarahan makam Anis pertama kali diketahui Suparno (54) pada Minggu (20/9) sekitar pukul 17.00 WIB. Warga Dusun Padar Kidul, Desa Kesamben itu hendak berziarah ke makam istrinya di pemakaman umum Dusun Sumberbeji. Saat itu dia mendapati makam Anis sudah berantakan.
Sampai saat ini belum diketahui pelaku pembongkaran makam Anis. Orang tak dikenal itu mencuri kafan yang membungkus jenazah ibu muda tersebut. Pelaku diduga membongkar makam istri Muhammah Khotib (30) itu hanya menggunakan sebuah piring seng.
Anis meninggal dunia saat dirawat di RSK Mojowarno, Jombang pada Sabtu (19/9) sekitar pukul 13.00 WIB. Dia mengalami pendarahan pasca operasi persalinan anak keduanya. Jenazahnya dimakamkan pada hari yang sama di pemakaman umum Dusun Sumberbeji sekitar pukul 16.00 WIB.
Sedangkan bayi Anis meninggal dunia satu hari sebelumnya, Jumat (18/9). Bayi tersebut dimakamkan hari itu juga di pemakaman yang sama. Makam Anis dan bayinya bersebelahan.
Anis diketahui berasal dari Kecamatan Pare, Kediri. Dia tinggal di Dusun Sumberbeji sejak menikah dengan Muhammad Khotib (30). Pasangan ini sudah mempunyai anak perempuan yang kini berusia sekitar 4 tahun.
(iwd/iwd)