Wanita dan putrinya di Jombang bertahun-tahun lumpuh karena penyakit amyotrophic lateral sclerosis (ALS). Sementara suaminya terpaksa berhenti kerja sejak 7 bulan lalu untuk merawat mereka.
Nasib memilukan itu dialami Siti Rodiah (52) dan putrinya, Dwi Ayu Prasetya (28). Mereka tinggal di Dusun Bandung Krajan, Desa Bandung, Kecamatan Diwek. Ibu dan anak ini hanya bisa berbaring di tempat tidur masing-masing.
Siti dan Ayu sudah tidak lagi bisa berbicara. Mereka hanya bisa menelan makanan lembut yang disuapkan, serta buang air besar dan kecil. Namun untuk ke kamar mandi, ibu dan anak itu harus digendong.
"Istri saya lumpuh sudah 19 tahun, kalau anak saya sudah 8 tahun," kata Suami Siti, Kustomo (59) kepada wartawan di rumahnya, Jumat (18/9/2020).
![]() |
Ia menjelaskan, istri dan putrinya divonis dokter menderita penyakit ALS. Yakni gangguan pada sistem syarat motorik yang mengontrol gerakan tubuh.
"Awalnya tubuhnya melemah, tenaganya menurun. Oleh dokter di RSU dr Soetomo dinyatakan kena penyakit ALS. Lama kelamaan lumpuh," terang Kustomo.
Bapak tiga anak ini mengaku sudah berupaya mengobatkan Siti dan Ayu. Namun pengobatan medis maupun alternatif tidak membuahkan hasil. Kelumpuhan yang mereka derita kian parah.
"Tiga bulan dirawat di RSUD Jombang, setahun di RSU dr Soetomo bertambah parah. Kembali terapi ke RSUD Jombang tiga bulan, akhirnya parah, kami bawa pulang. Mencoba terapi alternatif di Mojokerto 2,5 tahun tak ada hasilnya," ungkap Kustomo.
Sejak 7 bulan yang lalu, Kustomo tidak lagi tega meninggalkan istri dan putrinya bekerja. Dia memilih berhenti mencari nafkah dengan menjadi tukang sol sepatu di pasar. Karena Siti dan Ayu setiap saat membutuhkan perhatiannya untuk makan maupun ke kamar mandi.
"Sudah tujuh bulan saya tak kerja. Karena kondisi istri dan anak saya tambah parah, ke kamar mandi harus digendong," jelasnya.
Sehingga anak kedua Kustomo yang menjadi tulang punggung keluarga. Rizky Suveki (24) mencari nafkah untuk keluarganya sebagai kuli batu.
Sedangkan adiknya, Septi Cahyani (19) masih sekolah kelas XII tingkat SMA. Selain itu, Kustomo juga sesekali mendapat bantuan dari para dermawan.
"Dulu sering dimintakan bantuan ke para pedagang pasar oleh teman-teman. Sekarang serba kekurangan, baru dua hari ini ada yang membantu," pungkas Kustomo.