Ini Peta Tongkrongan di Surabaya hingga 3.879 Remaja Terpapar COVID-19

Ini Peta Tongkrongan di Surabaya hingga 3.879 Remaja Terpapar COVID-19

Esti Widiyana - detikNews
Jumat, 18 Sep 2020 15:22 WIB
wali kota risma
Wali Kota Risma (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikcom)
Surabaya -

3.879 Remaja menjadi penyumbang terbesar kasus COVID-19 di Surabaya. Dari data Dinkes Surabaya per 14 September 2020, angka itu menyumbang 29,36 persen dari total komulatif terkonfirmasi 13.208.

Pemkot Surabaya mendata kasus COVID-19 banyak ditemukan mulai kelompok usia remaja. Rata-rata mereka berusia antara 15 hingga 34 tahun. Penularan COVID-19 terhadap generasi muda itu diduga karena kebiasaan nongkrong.

Selama pandemi COVID-19, Pemkot Surabaya bersama tim gabungan sudah berkali-kali mengimbau tidak nongkrong di luar rumah. Namun jika terpaksa keluar diimbau memakai masker. Namun hal itu diabaikan. Mereka rata-rata tetap nongkrong dan berkerumun.

Hasil penelusuran detikcom, sejak pandemi COVID-19 lokasi tongkrongan favorit anak muda yakni kawasan Ketabangkali, Pasar Genteng, Tenggilis (berdekatan dengan KPU Jatim), bawah Jembatan Surmadu dan lain-lain. Rata-rata mereka mulai berkumpul sejak pukul 19.00 WIB hingga tengah malam.

Di Jalan Ketabang Kali, anak-anak muda itu bergerombol di sepanjang jalan trotoar. Sedangkan di seberangnya berdiri kafe-kafe yang memenuhi makanan dan minum yang beragam. Mereka kerap asyik bercanda secara bergerombol serta berdekatan. Kalaupun memakai masker, letaknya sudah berada di dagu.

Mereka terlihat nongkrong sejak PSBB Surabaya selesai Juni 2020 lalu. Mereka pun pernah dibubarkan petugas gabungan. Namun saat petugas itu pergi, mereka kembali berdatangan dan kembali bergerombol.

pemkot surabaya rapid test warga yang nongkrong di suramaduPemkot rapid test warga nongkrong di Suramadu/ Foto: Istimewa

Sementara di bawah kaki Jembatan Suramadu, tepatnya Kenjeran juga kerap jadi tempat favorit para remaja. Mereka betah duduk berlama-lama menikmati malam karena di sekitar lokasi anginnya sepoi-sepoi karena berdekatan dengan laut. Petugas gabungan terdiri dari Dinkes Surabaya itu Sabtu (5/9/2020) menggelar rapid test. Dari 659 warga yang rapid test, 37 reaktif.

Di kawasan Genteng juga jadi tempat nongkrong yang dianggap strategis. Selain di tengah kota, kawasan tersebut dianggap tempat paling lengkap jika warga mencari kuliner. Lokasi tersebut juga menjadi sasaran petugas gabungan melakukan rapid test dadakan. Hasilnya, ada 14 reaktif rapid test.

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto beberapa waktu lalu mengaku kasus remaja kerap nongkrong ini ditemukan menyeluruh di semua wilayah Surabaya. Mulai dari timur, barat, pusat, selatan dan utara. Oleh karena itu, pihaknya fokus pada pelaksanaan operasi patuh protokol kesehatan. Terlebih di tempat yang sering dikunjungi anak muda, seperti warkop, kafe, angkringan dan lainnya.

"Semuanya ada (kasus kelompok usia muda), tidak ada yang tidak ada di wilayah Surabaya," ujarnya, Minggu (13/9/2020) lalu.

Irvan mengkhawatirkan saat kelompok usia muda sebagai carier virus COVID-29. Mereka pulang ke rumah, sementara di rumah terdapat orang tua yang memiliki komorbid yang rawan terpapar.

Sementara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan kelompok usia muda terpapar COVID-19 merupakan orang tanpa gejala (OTG). Dia pun meminta kepada para remaja agar lebih berhati-hati saat keluar rumah dan tetap patuh protokol kesehatan.

Ratusan Warga Surabaya Diciduk Untuk Rapid TestRatusan warga di kawasan Genteng dirapid test/ Foto: Faiq Azmi

"Sebetulnya aku ngingatkan anak muda ini karena fisiknya kuat. Ketika dia pulang ke rumah kan bisa nulari ibunya, neneknya, kan jadi bahaya. Jadi saya minta mereka agar berhati-hati. Mungkin dia OTG, tapi bisa nulari yang lain," kata Wali Kota Risma, Jumat (18/9/2020).

Risma juga meminta kecamatan untuk mentracing para remaja yang tertular. Sebab dari presentase, hampir 30 persen ditemukan karena nongkrong.

"Aku curiga, beberapa kecamatan tidak minta evaluasi yang anak muda itu, coba ditracing dia jujur. Kita ingin tahu dia kemana. Misal dia cangkruk di mana sama siapa. Karena kalau di rata-rata itu bisa sampai 28 - 30 persen," jelasnya.

Pihaknya juga telah meminta kelompok usia muda yang terpapar untuk menjalani isolasi mandiri di rumah atau di Asrama Haji. "Ada yang di rumah ada juga yang di Asrama Haji," ucapnya.

Sementara jumlah pasien anak yang positif COVID-19, Risma menyebut mulai berkurang. "Anak-anak nggak banyak, nggak sampai 10 orang. Kalau lihat data ya tinggal sedikit," pungkasnya.

Halaman 2 dari 3
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.