"Dilihat dari media yang dipakai, itu kelas kopral. Tenang saja, saya melihat banyak energi positif di sana (Kantor KPU Kota Blitar). Karena kalau kelas jenderal, dia mampu mengubah dimensi media menjadi tidak kasat mata. Tidak kelihatan. Bisa mengubah dimensi benda menjadi angin. Atau sebaliknya, atau kita tidak bisa lihat," ungkapnya.
Jika melihat hanya satu jarum yang dikirim, Inda menilai sasaran energi negatif ini ditujukan pada satu orang. Namun dampaknya ke kelompok di mana orang itu sering berinteraksi. Misalnya sering bertengkar atau banyak terjadi perbedaan pendapat.
Masa berlakunya, menurut Inda tidak bisa ditentukan. Namun Inda memastikan kiriman itu tidak terlalu berisiko atau tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.
"Biasanya yang bersangkutan hanya merasa jadi sering lelah, sering tidak bersemangat. Tidak sampai menimbulkan kerusakan berat," pungkasnya.
![]() |
Sebelumnya, kantor KPU Kota Blitar diteror dengan kembang setaman dan boneka kertas tertusuk jarum dari belakang. Ketua KPU Kota Blitar, Choirul Umam menyatakan, sopir KPU menemukannya pada Senin (7/9/2020) tengah malam.
"Jadi Senin (7/9) sekitar pukul 23.00 WIB kami baru pulang dari bawaslu. Lalu koordinasi sebentar dan pulang ke rumah masing-masing sekitar pukul 24.00 WIB. Lalu mas Aris usai mengantar Mas Habib kembali ke kantor. Saat itu sekitar pukul 01.08 ketika membuka pintu gerbang kantor, Mas Aris menemukan selembar daun pisang berisi kembang setaman dan sebuah boneka kertas yang tertusuk jarum di bagian belakang," tutur Umam kepada detikcom saat dikonfirmasi.
Menurut Umam, tindakan mengirim kembang setaman dan boneka kertas tertusuk jarum ini sudah menjadi teror. Padahal pihaknya harus bekerja ekstra keras dan konsentrasi selama tahapan Pilwali Blitar. Polisi sendiri sudah mendatangi KPU dan mengecek CCTV.
(fat/fat)