Perkembangan Ekskavasi Candi Gedog Blitar yang Terkendala Pandemi COVID-19

Perkembangan Ekskavasi Candi Gedog Blitar yang Terkendala Pandemi COVID-19

Erliana Riady - detikNews
Selasa, 08 Sep 2020 11:04 WIB
Pandemi COVID-19 membuat rencana ekskavasi Candi Gedog tahap kedua dibatalkan. Namun Disparbud Kota Blitar telah memulainya kembali dengan melibatkan peran serta warga sekitar.
Candi Gedog di Blitar/Foto: Erliana Riady
Blitar -

Pandemi COVID-19 membuat rencana ekskavasi Candi Gedog tahap kedua dibatalkan. Namun Disparbud Kota Blitar telah memulainya kembali dengan melibatkan peran serta warga sekitar.

Kepala Disparbud Kota Blitar Tri Iman Prasetyono mengatakan, rencana ekskavasi Candi Gedog pada Bulan Februari 2020 diundur karena adanya pandemi Corona. Namun anggaran sekitar 200 juta telah terserap. Dana itu untuk menyewa lahan milik warga dan membersihkan area lokasi candi, untuk memudahkan pekerjaan tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim nantinya.

"Kami kan dapat anggaran gak sampai Rp 200 juta ya. Nah itu sudah dipakai untuk bayar sewa lahan milik 6 keluarga. Kami sewa selama satu tahun ini. Juga untuk pemindahan makam. Kemudian, kami juga koordinasi dengan lurah dan camat melakukan pembersihan areal di sekitar lokasi. Jadi nanti tim BPCB Jatim lebih mudah meneruskan ekskavasinya," tutur Tri Iman kepada detikcom, Selasa (8/9/2020).

Saat membersihkan itu, beberapa warga juga menemukan pecahan gerabah. Ada yang terbuat dari keramik, ada juga yang terbuat dari tanah liat. Semua temuan itu mereka bersihkan dan dikumpulkan. Lalu dimasukkan dalam almari kaca yang dipajang di sisi kiri depan lokasi candi.

Proses pembersihan areal lokasi ekskavasi telah dimulai sejak akhir Agustus lalu. Kemudian sejak 1 sampai 4 September kemarin, lima warga yang tahun lalu membantu tim BPCB Jatim, meneruskan penggalian di areal yang disebut pagar candi.

"Dulu BPCB kan menyatakan itu struktur pagar candi, jadi lima orang yang berpengalaman membantu mereka hanya meluruskan galiannya saja. Nanti tim ahli BPCB yang melakukan ekskavasi lanjutan," tambahnya.

Hingga saat ini, lanjutnya, BPCB belum bisa mengirimkan tim ahli karena masih pandemi. Hari ini, Kabid Kebudayaan setempat ke BPCB Jatim untuk koordinasi mengenai kapan mereka bisa mengirimkan timnya ke Blitar.

"Kami ajukan anggaran dari PAK, ya sekitar Rp 40 juta untuk ekskavasi awal. Karena memang anggarannya sangat terbatas. Dan dana itu juga untuk menyewa lahan warga selama satu tahun ke depan," lanjutnya.

Sebelumnya diberitakan, Sir Thomas Raffles menulis Candi Gedog di buku 'History of Java'. Pada 1817, literatur yang tertulis di catatannya menyebut, struktur Candi Gedog di Kota Blitar, Jawa Timur, ini terdiri atas batu bata. Gubernur Jenderal Inggris itu menyatakan takjub. Sebagian besar ornamen candi dibuat dari batu. Beberapa sisi candi masih dalam keadaan utuh. Tetapi bagian dasar pintu masuk atau tangga-tangganya telah terpisah. Raffles menyebut struktur candi yang terdiri atas batu bata dikerjakan dengan sangat menakjubkan.

"Di sini juga ditemukan benda-benda kuno. Di antara kota yang telah ditinggalkan itu dengan dinding-dinding dan alas dari batu yang menarik untuk dicatat," tulisnya dalam 'History of Java' (halaman 382).

Menurut arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Adi Nugroho kepada detikcom di lokasi, Kamis (5/9/2019), kemungkinan pada 1817 itu Raffles masih melihat bangunan megah ini utuh. Namun, pada 1901, bencana lahar Gunung Kelud meluluhlantakkan Kota Blitar, khususnya Candi Gedog.

"Berdasarkan tutur warga sebagai kearifan lokal, candi ini roboh ke selatan. Nah yang jadi pertanyaan, selatannya itu mana. Tengahnya yang mana. Setelah ekskavasi kalau kita menemukan fondasi, berarti benar apa yang dituturkan masyarakat. Tinggal kita bersama pemerintah membuktikannya. Jadi tidak sekadar katanya, jarene," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.