Guru Besar Unair Meninggal COVID-19 Akan Mengisi Webinar Penanganan Corona

Guru Besar Unair Meninggal COVID-19 Akan Mengisi Webinar Penanganan Corona

Faiq Azmi - detikNews
Senin, 07 Sep 2020 19:28 WIB
Guru Besar Unair yang Meninggal COVID-19 Akan Mengisi Webinar Penanganan Corona
Foto: Tangkapan Layar
Surabaya -

Guru besar Universitas Airlangga (Unair), Prof Dr Boediwarsono SpPD K-HOM meninggal karena COVID-19 di RS Darmo Surabaya, Minggu (6/9). Sebelum wafat, dokter yang merawat mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan ini kerap mengisi webinar soal merawat pasien COVID-19.

"Beliau sering mengisi seminar. Dalam waktu ini, beliau sebenarnya juga dijadwalkan mengisi webinar tentang pengalamannya merawat pasien COVID-19," kata Anggota Gugus Kuratif Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur, dr Makhyan Jibril kepada detikcom, Senin (7/9/2020).

Jibril menunjukkan dokumen berisi materi yang biasa disampaikan almarhum yang juga berpraktek di Jalan Diponegoro. Dokter nyentrik berpenampilan mirip musisi Elvis Presley tersebut memberikan beberapa tips sehat menghadapi COVID-19.

Mulai bangun pagi, beribadah, menghirup udara segar. Kemudian mencari udara segar, sambil berolahraga. Lalu makan makanan bergizi dengan kadar gula, garam dan lemak yang tidak banyak. Tak lupa, almarhum Boediwarsono berpesan agar selalu berpikir positif, tenang dan tidak stres berkepanjangan.

Di dalam materi milik Almarhum Boediwarsono juga menyebut COVID-19 bisa sembuh sendiri. Untuk terapi, hanya berlaku bagi pasien yang memiliki penyakit komplikasi.

Almarhum Boediwarsono juga menyampaikan bahwa orang sehat yang terpapar COVID-19 alias Orang Tanpa Gejala (OTG) cukup isolasi mandiri selama 10 hari sejak terdeteksi positif menggunakan mesin PCR. Setelah 10 hari, OTG dinyatakan sembuh dan bisa menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa takut menularkan virus.

Dirinya juga menyampaikan kapan pasien harus masuk rumah sakit. Yakni saat pasien berat mengalami pneumonia dengan kadar oksigen di bawah 94. Apalagi, pasien itu disertai komorbid. Terutama pada kalangan orang tua, penderita diabetes, hipertensi, jantung, kanker, hingga kehamilan.

Sebelumnya Ketua IDI Surabaya dr Brahmana membenarkan bahwa Prof Boedi meninggal salah satunya karena COVID-19. Boedi meninggal di RS Darmo Surabaya pada Minggu (6/9).

"Iya karena COVID-19. Tapi ada penyakit penyerta," ujar Brahmana saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (6/9/2020).

Kemungkinan, jelas dia, Prof Boedi tertular saat praktik dan menerima pasien yang membawa virus Corona.

"Beliau umurnya 75 tahun, dan memang ada komorbid. Beliau tapi tidak bertugas di ruangan khusus perawatan COVID-19," jelas Brahmana.

Jenazah Prof Boedi dimakamkan di TPU Keputih. Sebelum diantar, beberapa perawat di RS Darmo menggelar salat jenazah dengan protokol COVID-19.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.