"Ibarat opera sabun, drama rekom PDIP untuk Pilwali Surabaya yang membetot perhatian publik dalam beberapa minggu terakhir, ternyata berakhir anti climax bukan optimum climax," kata Direktur Surabaya Survey Center (SSC) Mochtar W Oetomo kepada detikcom, Rabu (3/9/2020).
Janji PDIP untuk menghadirkan kejutan ternyata tidak terjadi. Terpilihnya Eri-Armuji bukanlah kejutan karena gambar (baliho) keduanya suduh bertebaran di seluruh penjuru Surabaya dan saban hari menjadi pemandangan yang lumrah.
"Pihak kompetitorpun (MA-Mujiaman) pasti juga sudah menyiapkan blue print strategi pemenangan jika yang mendapat rekom Eri dan Armuji. Jadi sekali lagi ini bukan kejutan," tandas Mochtar.
Mochtar menilai, munculnya nama Eri-Armuji juga berkat pengaruh Risma yang sangat kuat di PDIP. "Bagaimanapun terpilihnya Eri-Armuji ini menunjukkan betapa powerfull nya pengaruh Risma dalam kontestasi rekom calon PDIP Surabaya. Risma sekali lagi menunjukkan betapa dia punya tempat tersendiri di hati ketum PDIP," ujar Mochtar.
Dipilihnya pasangan Eri-Armuji dalam Pilkada Surabaya, bukan tanpa resiko. Kompetitor Eri-Armuji dalam Pilwali MA-Mujiaman tentunya sudah menyiapkan strategi untuk memberikan perlawanan.
"MA-Mujiaman jauh lebih bisa meraba dibanding harus menghadapi komposisi Puti-WS atau WS-GH. Kedua, ada ceruk yang tidak terakomodir, yakni kalangan religius utamanya nahdliyin Yang mana bisa diambil optimal oleh MA-Mujiaman dgn dukungan PKB, PPP, PAN dan PKS. Ketiga, kemungkinan kekecewaan faksi WS dan Bambang DH yang akan menyisakan problem konsolidasi kekuatan. Keempat, Eri-Armuji memiliki PR berat utk bisa lepas dari bayang-bayang Risma yang kerapkali dikonotasikan negatif sebagai boneka oleh pihak-pihak yang tak suka," ungkap Mochtar.
Meski begitu, jaminan dukungan Risma akan memberi keuntungan tersendiri bagi pasangan Eri-Armuji. Karena tingkat akseptabilitas Risma yang begitu tinggi dan mengakar di hati masyarakat surabaya.
"Tapi dengan empat kemungkinan di atas, tetep saja perjalanan menuju balai kota akan menjadi perjalanan terjal bagi Eri-Armuji. Menyiasati berbagai hal di atas akan menjadi kunci jika PDIP tetap ingin bertahta di Surabaya," pungkas Mochtar. (bdh/bdh)