Sebanyak 53 napi Lapas Klas I Surabaya di Porong-Sidoarjo positif COVID-19. Hingga kini pihak lapas belum mengetahui asal mula penyebaran virus tersebut.
Dokter Lapas Porong, Harjo Santosa mengatakan, tenaga medis di lapas tersebut sangatlah kurang. Hanya ada satu dokter dan empat perawat. Dalam keadaan biasa, jumlah itu sudah mencukupi. Namun saat pandemi COVID-19 seperti saat ini terbilang kurang. Selain harus ada yang observasi pengobatan di dalam, juga harus monitor di rumah sakit luar.
"Hingga saat ini belum terdeteksi ya (asal penularan COVID-19). Secara pasti kami belum bisa mengetahui. Tapi kalau melihat dari faktor risiko bisa saja dari petugas," kata Harjo kepada wartawan di Lapas Porong, Sabtu (29/8/2020).
Harjo menambahkan, apa yang ada di dalam tembok, tidak bisa dipisahkan dengan apa yang terjadi dari luar tembok. Setiap pegawai yang datang dari rumah notabene yang dari luar tembok. Setiap hari selalu menjalankan tugas di luar tembok. Kemudian juga mengerjakan tugasnya di dalam tembok.
Tonton juga 'Pentingnya Protokol VDJ untuk Mengurangi Risiko Penularan COVID-19':
"Dan awalnya tidak diketahui bahwa ada pegawai yang terpapar COVID-19. Meskipun pihak lapas sudah menerapkan protokol kesehatan, namun bukti menunjukkan ada kasus di dalam," tambah Harjo.
Ia menjelaskan, saat dilakukan swab secara massal pada Selasa (25/8), ada 53 napi dan 3 pegawai yang terdeteksi positif COVID-19. Selain itu pihaknya juga konsentrasi memantau napi yang dirawat di rumah sakit. Di antaranya di RSUD Sidoarjo dan Mitra Keluarga.
Pihaknya tetap berupaya semaksimal mungkin. Sebelumnya Kalapas dan Kakanwil juga sudah berkoordinasi dengan Pemprov Jatim.
"Selain itu juga berharap bantuan penunjang obat-obatan, vitamin, dan yang paling diharapkan bantuan tenaga medis," pungkas Harjo.