Pemkot Surabaya akan menggelar pertunjukan seni secara daring. Dewan Kesenian Surabaya (DKS) menyambut baik wacana tersebut.
Pemkot memberikan peluang kepada para seniman untuk tetap bisa berkarya dengan menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19. Pertunjukan seni bakal dibuka lagi dengan konsep yang berbeda, yakni secara online.
Ketua DKS Chrisman Hadi menyambut baik wacana pemkot yang akan menggelar acara daring di Balai Pemuda dan tempat lainnya. Rupanya, DKS secara swadaya sudah menyelenggarakan acara musik daring peduli musisi sejak Bulan Juni lalu.
Namun, pada edisi keenam acara musik daring itu berhenti karena kehabisan dana. Lalu DKS mendapat donasi dari anggota DPRD Surabaya dan Jatim. Bahkan Dirjen Kebudayaan juga membantu acara tersebut.
"Nah, kami bersyukur ternyata itu telah menginspirasi banyak kalangan teman-teman. Di berbagai kota akhirnya juga ikut menyelenggarakan acara daring seperti itu," kata Chrisman saat dihubungi detikcom, Kamis (27/8/2020).
Menurutnya, musik daring yang pihaknya gagas ialah acara yang diselenggarakan di ruang tertutup. Jika digelar di ruang terbuka, maka konsepnya menjadi stage performance.
"Stage performance yang menghadirkan khalayak penonton bukan lagi daring," ujarnya.
Maka, lanjut Chrisman, sebaiknya Pemkot Surabaya berkolaborasi dan bersimbiosis dengan para seniman DKS. Sebab, DKS memiliki ruang galeri yang bisa dimanfaatkan dan selama ini digunakan untuk kegiatan daring.
"Sedangkan saat ini sementara vakum karena kehabisan anggaran. Nah saya rasa itu akan menjadi langkah berdampak lebih baik bagi warga Surabaya bila Satgas COVID-19 Surabaya berkolaborasi dengan seniman-seniman DKS, untuk membuat acara-acara kesenian daring," tambahnya.
Sebelumnya Pemkot Surabaya menyampaikan, pertunjukan seni daring bisa digelar di mana pun. Pertunjukan rencananya akan digelar di tempat umum seperti taman, Tugu Pahlawan, Siola, Balai Pemuda, Gelanggang Remaja, GBT dan lainnya. Hasil pembahasan bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Surabaya, pakar kesehatan masyarakat dari Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi), pertunjukan seni disarankan tetap dilaksanakan. Tapi dengan tampilan secara kolaborasi dan live online. Yakni menggunakan aplikasi media sosial seperti zoom, Instagram, Facebook, YouTube maupun media lainnya.
Pemkot berupaya menggelar pertunjukan seni secara daring, setelah pertunjukan seni di Alun-alun Suroboyo malah memicu warga berkerumun. Seperti yang terjadi pada Kamis (20/8) malam.