Sidoarjo -
Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin atau Cak Nur dipastikan meninggal karena positif COVID-19. Tak hanya itu, istri almarhum Hj Turidatus Salimah kini dinyatakan positif. Keduanya diketahui positif setelah melakukan swab bersama di RSUD Sidoarjo.
Kepala Dinkes dr Syaf Satriawarman mengaku akan melakukan swab terhadap kontak erat wakil bupati Sidoarjo tersebut. Yakni tiga anaknya, Chulliatul Murodah, Muhammad Abdul Aziz dan Muhammad Hanif Mubarok. Selain itu sopir, ajudan dan juru masak juga akan di-swab.
"(Anak-anaknya) belum. Makanya akan kami lakukan swab seluruh kontak erat di keluarga. Semua juga akan diswab. Mulai dari sopir, ajudan, juru masak, semuanya," kata Kepala Dinkes Sidoarjo dr Syaf Satriawarman, Minggu (23/8/2020).
Diketahui Wakil Bupati Sidoarjo meninggal pukul 15.10 WIB, Sabtu (22/8/2020). Bapak tiga anak itu mengeluh badan panas dan batu sepulang dari Jakarta dan meminta foto thorax, Rabu (19/8).
"Insyaalloh swab akan dilakukan Senin (24/8/2020)," tambahnya.
Dirut RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan mengaku almarhum meminta foto thorax. Pemeriksaan itu dilakukan sekitar pukul 02.00 WIB dan diketahui ada pneumonia di parunya. Karena hasil tersebut, Atok kemudian menyarankan untuk dilakukan rawat inap di rumah sakit. Namun Wabup Sidoarjo itu menolaknya dan hanya minta obat. Sebab sorenya harus menghadiri rapat paripurna.
"Saya foto sekitar pukul 2 ternyata ada pneumonia. Kemudian saya tawarkan dirawat inapkan. Tapi bilang 'waduh nanti sore pukul 6 ada rapat paripurna. Saya minta rawat jalan saja'. Beliau hanya minta obat," terangnya.
Karena menjalani rawat jalan, Atok kemudian berinisiatif menanyakan kabar Plt Bupati Sidoarjo itu melalui apliaksi percakapan pada Kamis (20/8) dan Jumat (21/8). Namun saat itu tidak dibalas oleh Cak Nur.
"Hari Kamis Jumat kan libur. Saya WA beliau menanyakan kondisinya. Mungkin istirahat tidak sempat dijawab. Tadi pagi, saya dihubungi bilang mau diopname. Akhirnya pukul 9.00 kami jemput ke rumah dinas. Akhirnya kami infus. Kami periksa semua," tuturnya.
Atok mengungkapkan, selama di rumah sakit, Cak Nur harus diinfus. Sebab selama 2 hari tidak mau makan. Dan saat menjelang siang, Cak Nur kemudian bersikeras turun dari bed untuk melaksanakan salat zuhur.
"Beliau bersikeras untuk turun sambil duduk ingin salat zuhur. Saat itu sesak mendadak. Ya akhirnya kami nastesi dan pasang ventilator. Setelah dipasang stabil (Kondisinya). Tapi jantung berhenti mendadak," tandas Atok.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini