Heboh Busa Bak Awan dari Pabrik Bangkrut di Pasuruan yang Bikin Ikan Mati

Round-up

Heboh Busa Bak Awan dari Pabrik Bangkrut di Pasuruan yang Bikin Ikan Mati

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 15 Agu 2020 13:24 WIB
Sebuah video busa bak awan meluap dari saluran air, beredar di media sosial. Luapan busa tampak memenuhi jalan perkampungan.
Busa bak awan di Pasuruan/Foto: Tangkapan Layar
Surabaya -

Video busa bak awan yang meluap dari saluran air beredar di media sosial. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan menyebut busa itu tidak berbahaya.

Dalam video yang beredar di WhatsApp dan Facebook, tampak busa berwarna putih itu sampai menutup jalan paving. Sejumlah warga tampak gelisah menyaksikan kejadian tersebut. Warga takut melewati jalan yang penuh busa. Mereka khawatir gatal-gatal.

Dalam video berdurasi satu menit itu, perekam menyebut sejumlah dusun dan desa yang ada di Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. "Ini busa mungkin dari Desa Sumbersuko, Sumberingin, Dusun Kaliputih ini, rupanya aliran sungainya mengalir ke sini, bawa busa. Seperti pariwisata Dusun Jlumbang," kata perekam video seperti dilihat detikcom, Jumat (14/7/2020).

"Ndak bisa liwat ini Pak, warga ketakutan nanti gatal-gatal. Ini sangat penuh Pak, jalan tidak bisa dilewati. "Tolong segera diurusi ini Pak," imbuhnya.

Tonton juga 'Gunungan Busa Setinggi 5 Meter Hebohkan Warga Jombang':

[Gambas:Video 20detik]

Busa bak awan itu juga dibenarkan oleh Camat Gempol Nur Kholis. Menurutnya, busa itu muncul sejak Kamis (13/8) malam.

"Kejadiannya mulai tadi malam jam 8 (pukul 20.00 WIB). Tadi malam masih sedikit. Nah kita kan ndak tahu, tambah malam semakin banyak hingga pagi hari. Itu saluran air yang ada busanya melintasi Sumbersuko sama Wonosari," kata Nur Kholis.

Kholis menambahkan, busa yang menggunung itu bergerak terbawa arus air mulai Desa Sumbersuko dan Desa Wonosari. Panjang saluran air yang penuh busa mencapai 500 meter.

"Itu sampai hampir setengah kilo, melintasi Sumbersuko sama Wonosari. Saluran air itu juga dibuat irigasi sawah," terang Kholis.

Menurut Kholis, busa mulai hilang pada siang tadi terkena panas dan angin. "Namanya busa, kena panas angin kan hilang," jelasnya.

Sementara Kades Sumbersuko, Saiful Maarif mengatakan, kejadian tersebut baru kali ini terjadi. Sebagian warga senang karena merupakan kejadian langka. Sebagian lagi terganggu.

"Baru kali ini ada busa seperti itu. Sebagian warga yang senang karena langka. Sebagian terganggu juga," terang Saiful.

Menurutnya, saluran air penuh busa itu mengalir ke sawah. Tidak ada warga yang memanfaatkan untuk mandi atau minum. Namun busa bak awan itu merugikan warga. Ikan di kolam milik warga pada mati.

Kolam ikan warga yang terdampak busa itu berada di Desa Sumbersuko. Kades Sumbersuko, Saiful Maarif mengatakan, ada dua kolam yang ikannya pada mati karena air berbusa.

"Yang terdampak yang punya kolam, dua orang. Ikannya matek (mati)," kata Saiful.

Ternyata, busa tersebut berasal dari sebuah pabrik bangkrut. "Baru kali ini. Busanya itu dari pabrik kosong, pabrik bangkrut. Bekas pabrik giling batu dan aspal. Di situ ada penjaganya. Nah penjaganya itu sendiri dia menerima orang untuk disewakan tempatnya. (Lalu ada) pembersihan drum, tandon yang ada kerangka besinya itu loh," paparnya.

Menurut Saiful, praktik pencucian drum itu tidak dilaporkan ke pihak desa. Aktivitas itu juga tidak berizin. "Penyewanya sudah kami panggil ke kantor desa. Itu sewanya 2 bulan dan terhitung sudah satu bulan dua minggu ini," terang Saiful.

Berdasarkan keterangan penyewa pabrik, busa tersebut memang berasal dari aktivitas pencucian drum. Air penuh busa dari tempat cuci meluap keluar hingga ke saluran air.

"Itu waktu dia masuk awal sewa di situ, tanah dikeruk untuk diisi air untuk cucian. Lah sebelum dia meninggalkan lokasi (mau habis kontrak), galian maunya diurug, untuk menghilangkan jejak. Ternyata pas diurug air limbah cucian di dalam meluap," sambung Saiful.

Pihaknya menyerahkan hal itu ke DLH Kebupaten Pasuruan. Lalu DLH setempat menyebut busa itu tidak berbahaya.

"Tim DLH dan pengairan tadi sudah ke lokasi, sudah diinvestigasi. Itu busa dari deterjen, tidak bahaya," kata Kepala DLH Kabupaten Pasuruan Heru Farianto.

Heru menambahkan, busa tersebut berasal dari pabrik yang sudah tidak beroperasi. Pabrik tersebut digunakan untuk mencuci barang-barang bekas seperti drum dan lainnya.

"Di pabrik itu digunakan tempat cuci drum dan barang lain pakai deterjen. Di dalam pabrik ada kubangan untuk mencuci barang bekas. Nah kolam itu diurug airnya meluber ke sungai karena berisi deterjen jadi busa," pungkas Heru.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.