"Kami minta dibangun pagar beton setinggi 3 meter, ketebalan 0,5 meter. Biar aman kalau terjadi ledakan. Pagar besi masih ada celah, kalau ada ledakan pasti tembus ke permukiman warga," tegasnya.
Selain itu, Supardi juga mengeluhkan aroma limbah PT Enero yang lumayan menyengat. Menurut dia, limbah tersebut berbau seperti amoniak. Limbah juga membuat air sumurnya tidak bisa digunakan untuk masak.
"Limbahnya merah kehitaman, berbau menyengat mirip elpiji. Akibatnya, sumur saya tidak bisa dipakai masak dan minum. Harus beli air galon, tiga galon untuk dua hari seharga Rp 12.000," ungkapnya.
Humas PT Enero Ariel Hidayat menuturkan, dua tangki raksasa yang dekat dengan permukiman penduduk RT 8 Dusun Sukosewu tidak untuk menampung stillage. Yakni hasil sampingan dari produksi bioetanol untuk membuat pupuk cair. Masing-masing tangki kapasitasnya sekitar 30.000 kilo liter.
"Potensi meledaknya tidak ada. Karena sejak insiden, tidak ada aktivitas di tangki itu," terangnya.
Meski begitu, Ariel siap menampung aspirasi warga terkait pembangunan pagar pengaman untuk mengantisipasi ledakan. "Terimakasih atas informasinya. Akan kami sampaikan ke manajemen, akan kami perhatikan," tandasnya.
Salah satu proyek yang dikerjakan PT BI yakni pemasangan pipa hidran di area tangki penampungan bioetanol milik PT Enero. Pabrik bioetanol di Mojokerto ini memberikan pekerjaan tersebut ke sub kontraktor CV Agung Jaya Konstruksi (AJK).
Ledakan terjadi saat para pekerja CV Agung Jaya Konstruksi (AJK) melakukan pengelasan pipa hidran sekitar 4 meter dari tangki penampungan bioetanol. Tangki raksasa itu berkapasitas 200.000 liter. Diduga percikan api dari pengelasan memicu kebakaran tangki tersebut. Tak lama kemudian, tangki sarat bioetanol itu meledak sekitar pukul 15.15 WIB.
Suara ledakan terdengar hingga radius 4 kilometer. Pasca ledakan, api membakar tangki dan area di sekitarnya. Kerasnya suara dan getaran ledakan membuat warga sekitar pabrik berhamburan menyelamatkan diri.
Sebanyak 57 rumah penduduk di Dusun Sukosewu, Desa Gempolkrep rusak imbas dua kali ledakan besar tersebut. Mulai dari plafon runtuh, dinding retak, hingga kaca depan rumah pecah. Ledakan di anak perusahaan BUMN, PTPN X itu mengakibatkan 10 pekerja menderita luka bakar dan 1 korban tewas.
(fat/fat)