Surabaya Zona Oranye, Pasien di Rumah Sakit Selama Dua Pekan Berkurang

Surabaya Zona Oranye, Pasien di Rumah Sakit Selama Dua Pekan Berkurang

Esti Widayana - detikNews
Kamis, 13 Agu 2020 20:03 WIB
Kota Surabaya kini berstatus zona oranye terkait COVID-19 atau dengan risiko sedang. Meski begitu, protokol kesehatan tetap diperketat.
Foto: Tangkapan Layar
Surabaya -

Surabaya zona oranye. Bagaimana fakta di rumah sakit yang menangani pasien COVID-19?

Dirut Rumah Sakit Husada Utama (RSHU) Surabaya, dr Didi D Dewanto SpOG mengatakan, selama dua pekan terakhir, banyak pasien yang sembuh dan pulang. Artinya, jumlah pasien yang dirawat semakin berkurang.

"Sudah dua minggu ini nggak pernah penuh. Jumlah pasien menurun memang," kata Didi saat dihubungi detikcom, Kamis (13/8/2020).

"Ndak terlalu banyak pasien yang datang ke IGD, biasa. Cocok lah kalau dikatakan oranye," ujarnya.

Saat ini RSHU merawat 50 persen pasien COVID-19 dari jumlah kapasitas bed yang ada. "Sekarang pasien tadi saya hitung ada 120 dari 247 bed. Bisa separuhnya," ucapnya.

Setiap harinya, RSHU bisa memulangkan 8 hingga 10 pasien. Artinya, semakin banyak pasien yang sembuh dan semakin sedikit pasien COVID-19 yang dirawat. Meski sudah berstatus zona oranye, Didi meminta masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Sebab, untuk berada pada status zona hijau juga membutuhkan peran masyarakat.

"Kepada masyarakat supaya tidak boleh lengah, tetap terus waspada, pakai masker, cuci tangan, waspada klaster kantor. Apa lagi kantor dengan ac ruangan tertutup itu hati-hati. Kalau ada satu OTG saja masuk bisa kena," pesannya.

Sama halnya dengan RS Adi Husada Undaan Wetan. Pasien COVID-19 terus berkurang sejak dua pekan terakhir. Bahkan RS tidak lagi penuh oleh pasien COVID-19.

"Sekarang udah tidak sampai penuh-penuh juga. Sekitar dua mingguan ini, terus yang rawat jalan masih banyak, tapi mengalami penurunan juga. Soalnya COVID-19 banyak yang tanpa gejala, gejala ringan jadi tidak harus opname," kata Kepala Unit Pemasaran & Layanan Pelanggan RS Adi Husada Undaan Wetan, Sylvia Sumitro.

Sylvia mengatakan, pasien baik rawat jalan maupun rawat inap sudah ada penurunan. Di UGD pun juga mengalami penurunan.

"Ada di UGD sudah ada gejala, indikasi rawat inap juga tidak banyak, tidak kayak dulu," ujarnya.

Pun sama untuk pasien COVID-19 yang meninggal. Sebab, di RS Adi Husada Undaan Wetan telah menangani sejak awal pasien sehingga kondisinya tidak sampai memburuk."Ada di UGD sudah ada gejala, indikasi rawat inap juga tidak banyak, tidak kayak dulu," ujarnya.

"Angka kematian COVID-19 menurun. Di tempat kita cukup bagus rate kesembuhannya. Kalau dari awal penanganannya sudah baik gak nunggu sesek, gak nunggu gula darah turun dia akan lebih baik kondisinya. Dan angka kesembuhannya tinggi, datang dengan kondisi yang kurang baik itu tergantung penyakitnya banyak yang sembuh atau akhirnya meninggal," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.