"Salah satu kunci adalah penyebaran lokasi dan waktu aktivitas ekonominya. Kalau malam, orang yang nongkrong kan sedikit, paginya pasti tidur. Tidak menambah jumlah orang yang melakukan mobilitas fisik pada pagi hari," ujar Hermawan dalam acara awarding Kampung Tangguh Semeru Ekspose hasil survei pencegahan dan pengendalian COVID-19 Jatim.
Menurut Hermawan, segi ekonomi bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi jumlah masyarakat yang terdampak COVID-19. Karena aktivitas jual beli masih berlanjut hingga malam hari.
"Contoh tentang pelonggaran ekonomi, kalau dilakukan sembarangan, biayanya itu ada korban (krisis ekonomi) yang lebih banyak," ujarnya.
Maka, kata Hermawan, membagi aktivitas masyarakat dalam dua waktu merupakan salah satu cara yang bisa menyelesaikan permasalahan ekonomi masyarakat. Salah satu strategi yang bisa dihasilkan adalah membagi waktu kerja, seperti perkantoran dibagi separuh masuk pagi dan separuh masuk siang.
Tentunya, jika hal ini dilakukan harus di bawah kontrol pemerintah. Seperti dilakukan pendaftaran bagi tempat usaha yang ingin buka pada siang atau malam hari.
"Tapi harus terkontrol, tinggal diatur jadwalnya. Jadi orang yang cari makan kalau malam masih ada yang buka. Saya kira itu kurang berisiko, dibandingkan menumpuk sekaligus di mal atau di pasar saat siang, ramai gitu," jelasnya.
Hermawan Sulistyo mengatakan secara umum hasil survei tersebut snapshoot atau potret hari ini. Jika dikeluarkan besok bisa saja berubah, karena sifatnya potret sesaat.
Survey itu, lanjut Hermawan, hanya menangkap kecenderungan dan jangan dianggap berlaku untuk seterusnya. Kecenderungan itu yang ditangkap lalu melandasi kebijakan yang lebih lama. Contohmya pelonggaran ekonomi, jika dilakukan sembarangan atau dilepas begitu saja dampaknya adalah cost lebih banyak.
"Salah satu strategi yang bisa dihasilkan adalah membagi waktu kerja. Kantor saja dibagi separuh masuk pagi dan separuh masuk siang. Kenapa tidak bisa dilakukan pada pelayanan publik," kata dia.
"Pasar jangan semua pagi, pasar dibagi jamnya. Jadi orang yang biasa jualan malam silakan dicatat dari jam berapa sampai jam berapa. Kalau di kawasan itu kapasitasnya 10 yang lain tidak boleh buka. Jam 22.00-24.00 berhenti, dia boleh (jualan) jam 24.00-05.00 pagi. Diatur. Sehingga ekonominya nggak perlu mati," pungkasnya.
Tonton video 'Yuk Intip Tempat Produksi Vaksin Corona di Bandung':
(iwd/iwd)