"Saya masih mencari pekerjaan di daerah Surabaya. Kalau istri saya minta berhenti bekerja agar fokus menjadi ibu rumah tangga saja," terang sulung dari dua bersaudara tersebut.
Ponari berharap bahtera rumah tangganya langgeng dan harmonis. Dan segera mendapat momongan. "Harapan saya cepat diberi momongan. Tidak banyak-banyak, dua anak cukup," tandasnya."Saya suka dengan Zuroh karena kesetiaannya, karena kebaikannya. Misalnya dia perhatian, sopan," tambahnya.
Muhammad Ponari Rahmatullah atau Ponari menjadi terkenal dan dijuluki dukun cilik dari Jombang pada awal 2009 silam. Ketenarannya itu berkat sebuah batu yang disebut batu petir.
Batu sekepal tangan itu konon didapatkan Ponari dari petir yang menyambar pada suatu hari di bulan Januari 2009. Layaknya bocah kampung, hujan lebat saat itu Ponari asyik main air dengan teman-temannya.
![]() |
Sebuah petir dengan suara luar biasa kerasnya menyambar di dekat bocah yang saat itu masih kelas 3 di SDN Balongsari I. Petir itu konon disertai jatuhnya batu yang nyaris mengenai kepala Ponari. Batu yang memancarkan cahaya biru itu pun dipungut.
Ternyata dengan 'batu petir' itu, Ponari menjadi dukun cilik yang sangat terkenal. Berbagai penyakit konon bisa dia sembuhkan hanya dengan menyelupkan batu itu ke dalam air yang dibawa pasien. Sejak Februari 2009, ribuan orang datang ke rumah Ponari si dukun cilik itu berharap kesembuhan.
Ponari mengaku masih melayani pasien yang datang ke rumahnya di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang. Rata-rata 3-5 orang meminta dia obati dalam sepekan. Saat ramai, dia bisa melayani 2-3 orang sehari.
Memang pasien yang datang ke Ponari batu petir tak seramai awal 2009 silam. Menurut dia, kebanyakan pasien yang dia tangani saat ini mengeluh sakit diabetes dan pegal linu. Cara pengobatan yang dia gunakan tetap sama. Yaitu dengan menyelupkan batu petir ke air minum setiap pasien. Selanjutnya, pasien diminta meminum air tersebut.
(fat/fat)