Perajin di Ponorogo Bikin Paket Alat Minum dari Bambu

Perajin di Ponorogo Bikin Paket Alat Minum dari Bambu

Charolin Pebrianti - detikNews
Sabtu, 08 Agu 2020 12:15 WIB
Era menuju new normal digunakan Karang Taruna Sasana Bina Bangsa, Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis untuk membuat karya. Mereka membuat satu paket yang terdiri dari teko, cangkir serta nampan berbahan dasar bambu wulung.
Alat minum dari bambu/Foto: Charolin Pebrianti
Ponorogo -

Era menuju new normal digunakan Karang Taruna Sasana Bina Bangsa, Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis untuk membuat karya. Mereka membuat satu paket yang terdiri dari teko, cangkir serta nampan berbahan dasar bambu wulung.

"Di sini kan sentra perajin bambu, terutama anyaman. Terus di sini ada rumah bambu, jadi wadah kreativitas yang menggunakan bahan dasar bambu," tutur perajin, Anang Purbantoro (33) kepada wartawan, Sabtu (8/8/2020).

Menurutnya, menggunakan teko, cangkir dan nampan berbahan dasar bambu merupakan kebiasaan orang tua zaman dulu. Konon para pendahulu sering minum dengan bumbung, wadah air dari bambu.

"Dulu mbah-mbah kita pakai bumbung untuk minum, jadi ini ya teko, cangkir ini tidak bahaya," jelas Anang.

Anang pun menjelaskan proses pembuatan teko dan cangkir bahan bambu. Mulai dari memotong bambu yang ingin dipakai. Dipotong dan dibentuk sesuai pola yang diinginkan.

Kemudian diamplas hingga halus. Lalu di-finishing dengan menggunakan coating yang berbahan dasar air. Sehingga aman saat digunakan untuk wadah minuman.

Untuk membuat satu cangkir polos, Anang mengaku hanya membutuhkan waktu tiga jam. Paling lama menunggu keringnya cat.

Sedangkan satu set lengkap dengan motif batik dibutuhkan waktu sekitar empat hari. Sebab, Anang mengerjakan motifnya saat malam hari saja.

"Saya buat dua variasi, ada yang polos dan ada yang motif batik. Untuk yang polos satu set, satu teko, empat cangkir dan satu nampan dibanderol Rp 150 ribu sedangkan yang bermotif Rp 300 ribu," imbuh Anang.

Sejak sebulan terakhir, lanjut Anang, proses penjualan dilakukan secara online. Seperti ke Banyuwangi, Surabaya dan terakhir ke Bogor.

Disinggung soal bahan, menurut Anang bukan perkara sulit. Sebab, bahan baku bambu wulung banyak ditemukan di sekitar tempat tinggalnya.

"Saya bahannya beli, tetangga saya punya banyak. Desa Mojorejo banyak yang punya tanaman bambu Wulung," tandas Anang.

Sementara Koordinator Rumah Bambu Bambang Hermawan menjelaskan, produk ini berasal dari adanya program pendampingan kerja sama antara Dikti dan Unida Gontor.

"Tujuannya ingin menggairahkan lagi produk bambu Mojorejo, kan warga banyak yang berprofesi sebagai penganyam. Nah, motor penggeraknya dari Karang Taruna Sasana Bina Bangsa," imbuh Bambang.

Total sudah ada 43 pengurus yang terdiri dari karang taruna, perangkat desa dan tokoh masyarakat yang terlibat dalam rumah bambu.

"Kita bisa membuat orderan bahan bambu sesuai dengan permintaan konsumen," pungkas Bambang.

Halaman 3 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.