Jeritan Biduan Dangdut Surabaya Lima Bulan Tak Bekerja

Jeritan Biduan Dangdut Surabaya Lima Bulan Tak Bekerja

Deny Prastyo Utomo - detikNews
Rabu, 05 Agu 2020 16:22 WIB
pekerja seni di surabaya
Curhat biduan dangdut saat demo pekerja seni (Foto: Deny Prastyo Utomo)
Surabaya - Para pekerja seni yang tergabung dalam Aliansi Pekerja Seni Surabaya (APSS) meluruk Balai Kota Surabaya. Mereka menuntut agar Pemkot Surabaya segera menerbitkan surat edaran hajatan dan hiburan.

Para pekerja seni ini sudah bosan menganggur. Sudah 5 bulan mereka tak bisa mencari nafkah. Mereka ingin bisa kembali berkesenian kembali dan mencari nafkah setelah lama tidak kerja.

Salah satu yang terdampak ialah para pekerja di bidang tarik suara. Dessy adalah salah satunya. Ia bersama dengan kawan-kawan seprofesi ikut turun aksi bersama para pekerja seni lainnya di depan Balai Kota di Jalan Sedap Malam.

Janda anak dua itu juga terlihat membawa poster bertuliskan 'Gara-gara Corona Aku Jadi Janda'. Panas yang terik saat itu tidak menghalanginya menyuarakan aspirasinya untuk mendorong Pemkot Surabaya agar segera menerbitkan surat edaran hajatan dan hiburan.

"Lima bulan setengah sudah tidak kerja. Pertengahan Maret kita off, semua job dibatalkan semua," kata Dessy kepada detikcom di Jalan Sedap Malam, Rabu (5/8/2020).

Dessy juga menceritakan selama lima bulan lebih tidak menyanyi dari panggung ke panggung. Wanita berambut pirang itu harus memutar otak agar bisa bertahan dan menghidupi dua anaknya yang saat ini duduk di bangku SD dan TK.

"Tidak ada lagi penghasilan. Terpaksa membongkar celengan hingga menjual peralatan elektronik. Semuanya habis," ungkap Dessy.

Selama belum ada COVID-19 dan manggung dilarang, Perempuan asal Benowo, Surabaya ini mengaku setiap akhir pekan sering menerima job menyanyi dari panggung ke panggung.

"Sekali main dapat Rp 300 ribu, lain kalau dapat saweran, itu pun alhamdulillah kalau ada saweran," ujar Dessy.

Dessy juga bercerita teman seprofesi dengannya sebenarnya memiliki keahlian jika job menyanyi sepi. Yakni membuat dan berjualan donat. Namun saat membuka lapak selalu diobrak (ditertibkan) Satpol PP Kota Surabaya.

"Ada teman juga jualan donat. Sudah dibuka tapi diobrak oleh Satpol PP nggak boleh buka. Jadi ya susah buat makan setiap hari," ungkap Dessy.

Dessy bersama rekan-rekan berharap pandemi segera berakhir dan bisa manggung kembali dan Pemkot Surabaya agar segera memenuhi aspirasi para pekerja seni.

Tonton video 'Pekerja Seni di Surabaya Demo, Tuntut Izin Hajatan Diterbitkan':

[Gambas:Video 20detik]



(iwd/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.