Pantauan detikcom, ada beberapa mobil yang dipasangi spanduk. Salah satu spanduk di mobil bertuliskan 'sound system gak diunekno, kawinan koyok kuburan cak' (sound system gak dinyalakan, kawinan seperti kuburan).
Lalu ada spanduk bertuliskan 'suwi ora tanggapan, lali carane masang kabel' (lama tidak tampil, lupa caranya memasang kabel).
![]() |
Kemudian ada juga karangan bunga dengan ucapan duka cita bertuliskan 'arek dekor nganggur 5 bulan. Ga kerjo yo ga bayaran lha cicilan kok tetap jalan' (Orang dekor nganggur 5 bulan. Gak kerja ya gak bayaran. Lah cicilan kok tetap jalan).
Selain itu, ada poster lain yang bertuliskan 'Gak ono job utange numpuk, Peraturanmu nyikso batinku, Cukup atiku sing ambyar job ku ojo, Anak bojoku nggak mangan anakku nggak iso neruske sekolah, Mati urip koyoku teko job orkesan tolong buka izinnya'.
Ratusan pekerja seni Surabaya ini melakukan aksi di sekitaran Balai Kota Surabaya. Mereka menuntut Wali Kota Tri Rismaharini untuk memberi kepastian apakah hajatan dan hiburan boleh digelar dengan protokol kesehatan.
Para pekerja seni Surabaya ini menyatakan sanggup memenuhi protokol kesehatan jika Wali Kota Risma memperbolehkan mereka untuk bekerja secara normal.
Sekitar pukul 14.00 WIB, ratusan pekerja seni tersebut membubarkan diri. aksi ini berlangsung damai dan lancar. (iwd/iwd)