RSUD Soedarsono Akan Ajak Ngobrol Keluarga Ibu Diabetes Dilabeli COVID-19

RSUD Soedarsono Akan Ajak Ngobrol Keluarga Ibu Diabetes Dilabeli COVID-19

Muhajir Arifin - detikNews
Rabu, 05 Agu 2020 11:32 WIB
Tirani Ika Pratiwi (35) curhat soal ibunya yang diabetes dilabeli COVID-19, saat meninggal di RSUD dr R Soedarsono Kota Pasuruan. Ia curhat melalui akun Facebook Tea Ranich.
Direktur RSUD dr R Soedarsono Kota Pasuruan, dr Tina Soelistiani/Foto file: Muhajir Arifin
Pasuruan -

RSUD dr R Soedarsono Kota Pasuruan merasa dirugikan dengan tulisan Tirani Ika Pertiwi di media sosial. Tirani curhat soal ibunya yang diabetes dilabeli COVID-19 saat meninggal.

Maka dari itu, pihak rumah sakit akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan. RSUD akan mengajak Tirani duduk bersama.

"Manajemen RS akan memanggil keluarga dan nanti kita akan duduk bersama. Kami siap mendengarkan curhat dari keluarga. Kemudian akan kami berikan penjelasan demi kebaikan bersama," kata Direktur RSUD dr R Soedarsono Tina Soelistiani, Rabu (5/8/2020).

Tina berharap, masalah tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan dan berakhir baik untuk kedua pihak. Rumah sakit pun berharap curhatan Tirani yang sudah tersebar di Facebook bisa dihapus atau dicabut.

"Iya (kekeluargaan). Bukan menuntut tapi kita bicara baik baik," imbuhnya.

Tina menegaskan, penanganan pasien asal Kecamatan Lumbang itu sudah sesuai prosedur. Pasien didiagnosa gagal napas, probable COVID-19 dan diabetes. Karena diagnosa probable COVID-19, maka pemulasaraan jenazah dilakukan dengan tata laksana COVID-19.

Sebelumnya diberitakan, Tirani yang merupakan pemilik akun Facebook Tea Ranich curhat soal nasib ibunya. Menurutnya, sang ibu yang menderita diabetes dilabeli COVID-19 saat meninggal di RSUD dr R Soedarsono.

"Teruntuk anda yang memaksa saya menandatangani itu semua ...selamat uang insetif anda cair.saya yang berlinang anda yang bergelimang," berikut sepenggal tulisan Tirani yang dilihat detikcom, Selasa (4/8/2020).

Tirani membenarkan semua yang dia tulis dalam unggahan. Termasuk kegigihannya menolak tanda tangan terkait penanganan, pemulasaraan hingga pemakaman ibunya sesuai protap COVID-19.

"Saya nggak mau tanda tangan karena nonreaktif. Tapi kenapa pada saat pengambilan jenazah dinyatakan kalau ibu saya COVID-19, dan harus bersedia dimakamkan secara COVID-19, walaupun dari awal saya menolak kalau ibu saya COVID-19 dan hasilnya nonreaktif. Itu yang membuat saya nyesek," kata Tirani.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.