Ribuan APD Didistribusikan ke 150 Kampung Tangguh di Surabaya

Ribuan APD Didistribusikan ke 150 Kampung Tangguh di Surabaya

Deny Prastyo Utomo - detikNews
Selasa, 04 Agu 2020 19:59 WIB
Polrestabes Surabaya mendistribusikan ribuan Alat Pelindung Diri (APD) ke 150 perwakilan kampung tangguh. Ribuan APD tersebut untuk membantu Satgas Kampung Tangguh dalam penanganan COVID-19.
Polrestabes Surabaya mendistribusikan ribuan APD ke 150 kampung tangguh/Foto: Deny Prastyo Utomo
Surabaya -

Polrestabes Surabaya mendistribusikan ribuan Alat Pelindung Diri (APD) ke 150 perwakilan Kampung Tangguh. Ribuan APD tersebut untuk membantu Satgas Kampung Tangguh dalam penanganan COVID-19.

Ribuan APD itu terdiri dari baju hamzat, kacamata google, sarung tangan, masker, hand sanitizer serta thermo gun. APD diberikan secara langsung oleh Kapolrestabes Surabaya Kombes Jhonny Eddizon Isir kepada perwakilan Satgas Kampung Tangguh.

"Bantuan berupa perlengkapan yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh rekan-rekan yang bertanggung jawab di Kampung Tangguh. Supaya ini memberikan motivasi kepada warga untuk tetap mematuhi protokol kesehatan," kata Wakapolrestabes Surabaya AKBP Hartoyo kepada wartawan di mapolrestabes, Selasa (4/7/2020).

"Karena sebagaimana kita ketahui, Kota Surabaya sebagai episentrum khususnya di wilayah Jawa Timur. Sehingga Kampung Tangguh ini diharapkan terus akan ada. Meski COVID-19 nanti tidak ada. Akan kami manfaatkan untuk yang lain. Misalnya dari segi keamanan dan lain-lain," imbuhny.

Hartoyo mengungkapkan, dengan pendistribusian APD ke 150 Kampung Tangguh, pihaknya berharap bisa memupuk semangat masyarakat dalam melawan COVID-19 agar cepat selesai. "Kalau kita bicara tentang data dan fakta, ini ada salah satunya di Kampung Dupak Masigit yang awalnya dulu ada 50 konfirmasi positif sekarang nol," terang Hartoyo.

Sementara Sugeng Santoso, Ketua RT 01 RW 02 Dupak Masigit, Kelurahan Jepara, Kecamatan Bubutan mengatakan, tidak mudah untuk mengajak masyarakat disiplin mengikuti protokol kesehatan.

Tonton video 'Risma Sebut Surabaya Zona Hijau, Tapi di Peta Risiko Masih Merah':

[Gambas:Video 20detik]



"Awalnya sampai ada yang banting helm. Tapi kita semangat. Bahkan ada yang bilang buktikan kalau virus itu ada. Virus itu memang kasat mata. Tapi banyak yang kena kenyataannya gitu. Padahal hanya mengingatkan pakai masker, cuci tangan," kata Sugeng.

Sugeng menjelaskan, beberapa warga ada yang malu dan patuh saat diingatkan. Namun ada juga yang tidak menghiraukan saat diingatkan untuk patuh protokol kesehatan.

"Tapi kita harus sabar, demi kebaikan bersama," ungkap Sugeng.

Bahkan, Sugeng bersama Satgas Kampung Tangguh pernah mendapatkan perlakuan kurang mengenakan dari warga yang diingatkan agar mematuhi protokol kesehatan. Mereka diajak berkelahi oleh warga yang diingatkan.

"Tapi saya harus mengalah demi kebaikan. Akhirnya kami minta bantuan pihak kepolisian untuk membina," lanjut Sugeng.

Dengan adanya kampung tangguh ini, Sugeng mengaku ingin membuktikan jika Surabaya yang awalnya zona merah bisa jadi hijau kembali. "Demi warga, saya ingin Surabaya bebas dari COVID-19. Kalau saya lihat di televisi itu, hati saya itu berontak. Di berita itu selalu dikatakan Surabaya itu zona merah, zona merah saya ingin Surabaya harus (hijau)," pungkas Sugeng.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.