Tirani Ika Pratiwi (35) curhat soal ibunya yang diabetes dilabeli COVID-19, saat meninggal di RSUD dr R Soedarsono Kota Pasuruan. Ia curhat melalui akun Facebook Tea Ranich.
Kini pihak rumah sakit angkat bicara menanggapi curhatan Tirani. Direktur RSUD dr R Soedarsono, dr Tina Soelistiani menegaskan, penanganan ibu dari Tirani sudah sesuai prosedur.
Tina menguraikan, pasien datang ke IGD pada Minggu (2/8) sekitar pukul 03.30 WIB. Seperti pasien yang lain, dokter jaga melakukan screening COVID-19 untuk mengetahui gejala pasien. Tujuannya memisahkan supaya tidak berdampak pada pasien lain, jika ternyata pasien tersebut terjangkit COVID-19.
"Secara klinis hasil rapid test nonreaktif. Tapi kita tahu bersama bahwa rapid test bukan acuan utama untuk menentukan diagnosa COVID-19 atau bukan," kata Tina, Selasa (4/8/2020).
"Kemudian dilakukan pemeriksaan foto torak dan dilakukan pemeriksaan lab. Kemudian dokter jaga sudah konsultasi ke dokter spesialis paru. Dan memang pasien ini punya riwayat diabetes. Maka kami periksa juga gula darahnya," imbuhnya.
Hasil pemeriksaan lebih lanjut, pasien datang dengan sesak napas berat. Pasien didiagnosa gagal napas, probable COVID-19 (PDP) dan diabetes melitus.
Tonton video 'Kasus dan Angka Kematian Covid-19 di Jatim Tertinggi':
"Kemudian dari hasil berbagai pemeriksaan dokter spesialis memberikan diagnosa penurunan kesadaran, gangguan napas berat karena pneumonia berat, kemudian fungsi paru-parunya sudah menurun," terangnya.
"Diagnosa dari dokter spesialis adalah gagal napas berat, probable COVID-19, dan diabetes melitus. Kemudian pasien ini kondisinya semakin menurun kemudian meninggal pada 06.30 WIB," tambahnya.
Karena didiagnosa probable COVID-19, lanjut Tina, maka pemulasaraan jenazah dilakukan dengan tata laksana COVID-19.
"Sesuai dengan Kemenkes Nomor 1/7/2020, tentang pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19 jika ada pasien meninggal di rumah sakit, pasien konfirmasi atau probable, maka pemulasaraan jenazah dilakukan dengan tata laksana COVID-19. Hal ini sudah dijelaskan dari awal kepada keluarga pasien," pungkas Tina.
Sebelumnya diberitakan, Tirani menolak ibunya yang diabetes dilabeli COVID-19 karena hasil rapid test-nya nonreaktif. Sementara terkait sesak napas berat, menurutnya itu karena sang ibu menjelang sakaratul maut.