Kasus Fetish Pocong, Polisi Ingatkan Ini Agar Tak jadi Korban

Kasus Fetish Pocong, Polisi Ingatkan Ini Agar Tak jadi Korban

Hilda Meilisa - detikNews
Senin, 03 Agu 2020 14:53 WIB
fetish kain jarik
Foto: Tangkapan layar
Surabaya - Kasus predator fetish kain jarik mahasiswa Unair yang viral di media sosial menelan banyak korban. Agar tidak menjadi korban kelainan seksual yang berujung pada pelecehan seksual, polisi memiliki sejumlah tips.

Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Lintar Mahardono mengingatkan masyarakat untuk lebih selektif dalam berteman. Terutama, berteman dengan orang baru melalui media sosial.

Diketahui, salah satu korban yang menyuarakan pelecehan seksual ini mengenal pelaku dari media sosial. Lintar berpesan agar masyarakat tidak mudah percaya dengan orang yang baru dikenal di medsos.

"Secara umum kita harus tahu kita berkawan dengan siapa. Apa lagi kemarin kan kenalnya melalui media sosial. Nah kita harus tahu siapa orang yang kita kenal ini, jadi tidak gampang percaya apa lagi dengan orang yang tidak kita kenal pribadinya," kata Lintar kepada detikcom di Surabaya, Senin (3/8/2020).

Tak hanya itu, Lintar menyebut masyarakat perlu menaruh rasa curiga terlebih pada orang yang suka mengatakan hal-hal yang mengarah ke topik seksual.

"Seperti mereka mengatakan satu hal ketika itu bernilai negatif dengan modus apapun, dengan cover apapun, kita wajib curiga," tambahnya.

Lintar menambahkan menjadi pribadi yang selalu berprasangka baik itu perlu, namun jangan sampai hal ini menjadikan kita abai akan bahaya pelecehan seksual yang mengancam.

"Berprasangka baik itu harus. Tapi ketika permintaan itu sudah aneh, tidak seperti biasanya kita wajib untuk curiga," lanjut Lintar.

Selain itu, korban juga harus selektif dan berani menolak atau berkata tidak jika ada permintaan yang nyeleneh. Misalnya jika ada permintaan berkedok penelitian, Lintar menyarankan untuk menanyakan hal ini sejelas-jelasnya pada pelaku.

"Untuk korban cowok terhadap kasus kemarin kan rata-rata divideo dengan alasan penelitian. Korbannya banyak kaum akademisi memang," ujarnya.

"Untuk itu, korban harus menanyakan penelitian ini berdasarkan apa, mengarahnya dengan metode apa. Karena metode yang dilakukan penelitian ada banyak, jadi harus ditanya metode apa. Intinya harus waspada terhadap teman-teman yang baru dikenal di media sosial," pesan Lintar. (hil/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.