Kampus Unair menyebut keberadaan predator fetish pocong kain jarik diketahui berada di kampung halamannya, Kalimantan. Rupanya, pelaku sudah tidak di Surabaya sekitar empat bulan lalu atau Maret 2020. Mahasiswa FIB Unair ini meninggalkan Kota Pahlawan dan kembali ke Kalimantan.
"Keluarga ada di Kalimantan, yang bersangkutan juga di Kalimantan sejak Maret 2020 lalu," kata Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair Suko Widodo, Minggu (2/8/2020).
Suko mengatakan pihak Unair mengetahui keberadaan pelaku setelah berkomunikasi dengan kerabatnya. "Info dari kerabatnya," tambahnya.
Namun hingga kini pihak Unair belum bisa berkomunikasi dengan predator fetish pocong mahasiswa tersebut secara langsung.
Tonton video 'dr. Boyke: Pelaku dan Korban 'Fetish Kain Jarik' Harus Diobati Psikiater':
"Belum (Bisa komunikasi dengan pelaku), belum," tegasnya.
Sebuah cuitan tiba-tiba saja viral di Twitter. Cuitan tersebut berisi curahan hati seorang mahasiswa Unair yang mengaku merasa dilecehkan seniornya sesama mahasiswa Unair. Bentuk pelecehan itu disebut dengan predator 'Fetish Kain Jarik'.
Di dalam utasnya, mahasiswa yang mengaku menjadi korban itu dipaksa 'membungkus' dirinya sendiri seperti mayat yang dikafani menggunakan kain jarik. Semua screenshot percakapan di DM Instagram dan WA ia keluarkan semua. Ia juga melengkapinya dengan foto. Ia menyebut pelaku adalah Gilang, seorang mahasiswa Unair semester akhir.
Unair langsung tanggap terhadap informasi tersebut. Unair membenarkan pelaku adalah mahasiswanya. Dan bila terbukti melakukan tindakan pidana, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) tak segan-segan akan menskors.