Desa yang digegerkan dengan penemuan tulang tengkorak ini adalah Desa Lengkong Kecamatan Ngimbang. Tulang tengkorak ini pertama kali ditemukan oleh anak-anak yang sedang bermain di sungai Lamong yang sedang kering dan tersisa air hanya di beberapa titik.
"Sejak ditemukan pada Rabu sore (29/7) kemudian dilanjutkan pencarian sisa-sisa tulang lainnya hari ini, Kamis (30/7) dan masih ditemukan jejaknya," kata Kapolsek Ngimbang AKP Guntar Setiawan kepada wartawan, Kamis (30/7/2020).
Dikatakan Guntar, pada pencarian lanjutan hari kamis, ditemukan lagi bagian tulang lainnya berikut pakaian berupa kaos yang masih berada di tulang yang berhasil ditemukan. Saat ditemukan, lanjut Guntar, anggota Muspika Kecamatan Ngimbang didampingi petugas medis RSUD Ngimbang, Kepala Desa Lamongrejo langsung mengecek dan memastikan tulang tersebut adalah benar tulang tengkorak manusia.
"Temuan tulang pertama ini kemudian memicu rasa penasaran sehingga pencarian diperluas tidak jauh dari penemuan pertamannya, selanjutnya dicari lagi sekitar tulang kepala, ditemukan lagi tulang belakang satu ruas dan tulang rahang bawa," ujar Guntar.
Menurut Guntar, dari hasil penyelidikan dan keterang sejumlah saksi diketahui kalau tulang yang berhasil ditemukan tersebut adalah tulang dari Fadhil, warga Desa Lengkong yang dilaporkan hilang pada Mei 2020 lalu. Guntar menuturkan, Fadhil adalah korban yang tenggelam dan terseret air sungai ketika air pasang tinggi pada Mei lalu.
"Korban hilang saat pamit dengan keluarga hendak buang air besar di sungai. Waktu itu sudah kita cari hingga beberapa hari tapi tidak berhasil ditemukan karena air sungai waktu itu sangat besar," terang Guntar.
Kebenaran bahwa tulang tersebut adalah milik Fadhil didukung saat dilakukan pencarian lanjutan Kamis yang menemukan kaos yang masih dikenali oleh istri korban yang bernama Ruhamah (69). Tak hanya istrinya yang mengenali betul pakaian suaminya, anak korban juga mengenali pakaian yang ditemukan di lokasi penemuan tengkorak tersebut.
"Tengkorak dan tulang belulang itu ternyata ada kaos korban yang diakui sebagai anggota keluarga mereka. Pencarian tulang-tulang tersisa sudah maksimal dan pihak keluarga sudah bisa menerima semuanya," jelasnya.
Peristiwa hilangnya korban Fadhil, lanjut Guntar, kebetulan ia juga masih menjabat sebagai kapolsek dan ikut melakukan pencarian dan mendatangkan Tim SAR. Karena ada kebenarannya dan termasuk dikenali dari gigi depannya oleh keluarganya, maka pihak Polsek Ngimbang dengan disaksikan anggota Muspika menyerahkan tulang-tulang tersebut ke keluarganya.
"Ada berita acara penyerahan dan BAP saat ditemukan," pungkasnya. (iwd/iwd)