Seperti yang terasa di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Meski Wisata Gunung Bromo belum dibuka, warga Suku Tengger tetap melakukan aktivitas di sekitar Gunung Bromo.
Saat malam hari, suhu mencapai 10 derajat celsius. Kemudian saat menjelang pagi, suhu turun berkisar 6 sampai 5 derajat celsius, di area Wisata Gunung Bromo.
Suhu dingin dirasakan warga Tengger sejak sepekan terakhir. Hampir setiap malam warga membuat api di tungku. Atau bakar-bakar kayu di depan rumah, untuk menghangatkan sekitar.
"Sudah semingguan ini di lereng Gunung Bromo mengalami peningkatan suhu dingin. Warga setiap malam di rumah masing-masing membuat perapian untuk menghangatkan tubuh. Dan memakai sarung untuk menutupi tubuh, untuk mengurangi kedinginan" ujar Sutrisno (49), warga Desa Ngadisari, Kamis (30/7/2020).
Subur Handoyo, Kepala Resort Lautan Pasir Gunung Bromo, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengatakan, belum ada frozen atau bunga es di area Wisata Gunung Bromo. Menurutnya, embun es biasa terjadi di akhir Bulan Agustus.
"Suhu dingin di area Wisata Gunung Bromo di malam hari mencapai 10 derajat celsius. Di pagi hari berkisar 6 sampai 5 derajat celsius. Namun masih belum tampak bunga es. Untuk suhu tidak mempengaruhi ekosistem yang ada di area sekitar Gunung Bromo," kata Subur. (sun/bdh)