Suhu udara di beberapa wilayah Jawa Timur lebih dingin dari biasanya. Fenomena yang disebut bediding ini terjadi mulai malam hingga pagi hari di musim kemarau.
Kasi Data dan Informasi BMKG Klas I Juanda, Teguh Tri Susanto mengatakan, suhu udara dingin ini bahkan bisa meningkat ketika mendekati puncak musim kemarau.
"Suhu dingin atau bediding biasanya terjadi di Bulan Juli dan Agustus. Biasanya mendekati puncak kemarau," kata Teguh kepada detikcom di Surabaya, Kamis (30/7/2020).
Teguh mengatakan, puncak kemarau di sejumlah wilayah di Jatim diprakirakan terjadi pada Agustus. Namun, ada sejumlah wilayah yang puncak kemaraunya pada September.
"Puncak kemarau di Jawa Timur dominan di Bulan Agustus. Walau di beberapa tempat ada juga di Bulan September yang mengalami puncak kemarau," papar Teguh.
Lalu, berapa lama suhu dingin ini akan terjadi di Jatim? Teguh menyebut biasanya terjadi dalam dua hingga empat pekan.
"Bisa antara dua minggu sampai empat minggu, biasanya terjadi mendekati puncak kemarau," lanjutnya.
Sebelumnya dijelaskan, bediding terjadi pada saat musim kemarau ketika tutupan awan sedikit pada malam hari. Bahkan tidak ada sama sekali.
Tak hanya itu, pada malam hari, nilai radiasi matahari yang sampai ke bumi juga nol. Jadi, energi yang menghangatkan permukaan bumi yakni energi yang berasal dari gelombang panjang yang dipancarkan bumi.
Sedangkan jika kondisi langit berawan, maka energi yang dipancarkan menuju angkasa sebagian akan dipantulkan kembali menuju bumi. Namun, jika di langit tidak ada tutupan awan sama sekali, maka energi yang dipancarkan bumi akan lepas ke angkasa tanpa ada yang dipantulkan kembali ke bumi. Sehingga suhu udara akan semakin dingin.
Teguh menyebut, pada prakiraan cuaca hari ini, suhu udara antara 11 sampai 33 derajat. Sedangkan kelembaban udara berkisar antara 45-95 persen. Sedangkan angin dominan dari barat daya ke barat dengan kecepatan 5 sampai 30 km per jam.
Tonton video 'BMKG: 64% Wilayah di Indonesia Memasuki Musim Kemarau':