"Kita takut kena dampak radiasi, makanya warga menolak," tutur Ketua RT setempat, Dudin Siswanto kepada wartawan, Rabu (15/7/2020).
Pantauan detikcom, ada belasan warga yang demo sembari membawa spanduk berisi penolakan pembangunan tower. Massa menggeruduk kantor Kelurahan Kertosari. Mereka menuntut lurah agar ikut menyampaikan aspirasi tersebut.
"Kita heran, warga menolak tetapi IMB tower keluar pada 15 Juni. Kita ingin tahu kenapa seperti ini. Kita juga ingin agar Pak Lurah mau mendampingi kita ke dinas perizinan," jelas Dudin.
Menurutnya, sejak awal adanya wacana pembangunan tower sudah mendapat penolakan dari masyarakat. Terutama dari warga yang berada dekat dengan lokasi.
"Warga ada 3 orang menolak dari yayasan STKIP, satu warga bagian timur, dan satu warga bagian selatan," imbuh Dudin.
Sementara Camat Babadan, Suseno juga menjelaskan, sejak awal ada wacana pendirian tower seluler tersebut, sudah terjadi penolakan dari masyarakat. Bahkan pernah terjadi pertemuan antara warga, pihak pendiri tower serta Forpimcam. Namun berujung perdebatan sengit.
"Akhirnya warga mengirim surat tembusan ke kita, dikirim ke DPM-PTSP. Harapannya ada penyelesaian yang komprehensif," ujar Suseno.
Suseno bakal mengadakan pertemuan kembali antara pihak CV, warga, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) serta dinas terkait.
"Tujuannya ingin mencari titik temu, kenapa izinnya bisa keluar padahal warga memprotes. Nanti biar dinas terkait yang memberikan jawaban kepada warga," pungkas Suseno. (sun/bdh)