"Serbuk sabut kelapa kami dijadikan media tanam karena memiliki kemampuan menampung air yang cukup tinggi," ungkap Hanif seraya menyebutkan kalau serbuk sabut kelapa ini bisa digunakan untuk menanam bunga, seperti anggrek atau bisa juga untuk sayuran.
Serat sabut kelapa hasil dari pemisahan mesin tadi, lanjut Hanif, kemudian diproses lebih lanjut untuk dikreasikan menjadi pot bunga berbagai bentuk. Serat sabut ini, imbuh Hanif, dirangkai sedemikian rupa dengan menggunakan kawat ram kecil yang tahan air.
"Harga bervariasi tapi masih cukup terjangkau, mulai dari Rp 15 ribu sampai Rp 25 ribu, tergantung tingkat kesulitan dan ukurannya. Kalau media tanamnya kita jual dengan harga Rp.10 ribu per kemasan plastik," terang Hanif.
Kini, produk dari Karang Taruna ini telah merambah sejumlah kawasan di luar Lamongan. Beberapa kota yang merespon produk buatan para pemuda ini di antaranya Gresik, Sidoarjo, Surabaya dan Bojonegoro. "Terakhir ini kami juga mengirimkan produk kami ini ke Jakarta," terang Hanif.
Sementara Kepala Desa Sukosongo, Ahmad Zainal Arifin mengapresiasi kreativitas pemuda desanya ini arang yang mampu menelurkan sebuah produk. Zainal berharap, ke depannya produk media tanam dan pot bunga berbahan sabut kelapa mendapatkan dukungan dari Pemkab Lamongan.
"Ini adalah kesempatan untuk membuka lapangan usaha bagi warga Desa Sukosongo dan kreasi ini saya angkat menjadi UMKM Desa Sukosongo sehingga bisa memberikan peluang lapangan pekerjaan bagi warga setempat," harap Zainal.
(fat/fat)