Pesanan songkok bambu mereka merosot hingga 90 persen lebih. Sebagai gantinya, mereka membuat face shield dengan ornamen anyaman bambu yang cantik.
Untung Hermawan, salah satu pengrajin songkok bambu di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari mengatakan, agar mendapatkan uang, usahanya harus tetap berjalan disaat masa pandemi COVID-19.
Dirinya bersama pengrajin lain di Desa Gintangan mulai berpindah haluan. Sejak beberapa waktu lalu, dirinya memproduksi face shield atau pelindung wajah.
"Ya terpaksa kami pindah haluan produksi alat pelindung muka dari bambu," kata pengrajin yang lebih akrab dipanggil Untung, Kamis (25/6/2020).
![]() |
Tentunya face shield yang dia buat, memiliki kesan unik karena diberi hiasan anyaman bambu. Anyaman bambu diletakkan di bagian depan berbentuk melingkar. Jika dilihat dari depan, ornamen anyaman bambu terlihat apik dan cantik.
Dia menambahkan, menyusul rencana pemerintah akan memberlakukan penerapan new normal atau tatanan baru, saat ini orderen pelindung wajah hasil kreasinya mulai kebanjiran pemesanan. Mulai dari instansi pemerintah, swasta, sekolah dan berbagai perusaahan, serta perhotelan.
"Karena ada imbauan dari pemerintah adanya new normal, kami berinisiatif membuat pelindung wajah saya dikombinasikan dengan anyaman bambu di bagian depanya. Alhamdulillah, ternyata direspon pasar, sekarang banyak pesanan," tambah Untung dengan nada bangga.
Untuk satu face shield dengan sentuhan anyaman bambu yang fashionable, untung membandrol harga yang bisa dibilang relatif sangat murah, yaitu Rp 20 ribu/unitnya. Namun jika pembelian dalam jumlah banyak, atau grosir, harga tersebut bisa turun lebih murah.
"Beli partai lebih murah. Tentu kami berusaha maksimal untuk memenuhi kebutuhan face shield. Alhamdulillah saat ini semakin banyak pesanan," pungkasnya.
Tonton video 'Produktif di Tengah Pandemi, Difabel Rakit Face Shield':
(fat/fat)