"Menurut saya, posisi dr Tjipto di kesehatan ini kan punya cakupan luas ke semua perwira. Ruang geraknya juga lebih bebas. Dan dia punya minat dalam operasi intelijen sehingga tidak mudah tercium oleh pasukan Jepang waktu itu," ungkap Rusdhy.
Di halaman 32-33 dituliskan, perundingan diadakan antara lima orang. Dari Jakarta yakni Chudanco dr Soetjipto, Chudanco Singgih dan Mufraeni. Dari Dengklok yakni Chudanco Subeno dan Oemar Bahsan.
"Ia mengusulkan bahwa Soekarno dan Mohammad Hatta dibawa keluar Jakarta untuk diminta perundingan Proklamasi. Pemilihan tempat diusulkan oleh dr Soetijpto dan Singgih yaitu di Rengasdengklok," lanjutnya.
Dr Soetjipto disebut memiliki peran penting sebelum Proklamasi, pengamanan saat dibacakan teks Proklamasi dan mempertahankan kemerdekaan. Soetjipto melakukan konsolidasi dan mengkondisikan massa secara intensif.
Ini juga dituliskan Her Suganda dalam bukunya Rengasdengklok, di halaman XXVIII. 'Tetapi, satu hal yang tidak bisa dilepaskan, di kota kecil ini terjadi deal bentuk yang lebih halus dan kompromi antara Bung Karno dan Bung Hatta di satu pihak dengan pemuda dan PETA yang diwakili oleh Soekarni, dr Soetjipto dan Singgih di lain pihak. Sehingga sebelum meninggalkan Rengasdengklok pada sore harinya, kedua pemimpin bangsa Indonesia tersebut bersedia memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia pada keesokan harinya'.
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini