Pondok Pesantren (Ponpes) Amanatul Ummah di Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto mulai menerapkan new normal life atau pola hidup baru. Para santri dan guru wajib menjalani protokol kesehatan yang dibuat oleh pesantren. Apa saja?
Ketua Yayasan Amanatul Ummah Muhammad Al Barra mengatakan, new normal di Ponpes Amanatul Ummah dimulai secara bertahap. Saat ini baru santri kelas XII jenjang MA/SMA yang sudah kembali ke pesantren untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
"Jumlah santri kurang lebih 10 ribu, tapi sampai detik ini kami masih bertahap yang masuk. Mayoritas masih kelas XII yang belum keterima PTN (perguruan tinggi negeri) yang sudah masuk pesantren," kata pria yang akarab disapa Gus Barra ini saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (17/6/2020).
Putra KH Asep Saifuddin Chalim, Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah ini menjelaskan, para santri wajib mematuhi protokol kesehatan yang disiapkan oleh pesantren. Menurut dia, para santri yang ingin kembali ke pondok wajib memenuhi beberapa syarat.
Yaitu setiap santri wajib membawa hasil pemeriksaan laboratorium seperti rapid test, rontgen toraks dan tes swab. Mereka harus dalam kondisi sehat saat kembali ke pesantren, hanya boleh diantar 2 orang dari rumah, wajib memakai masker, mengisi dan membawa data screening, langsung mandi saat tiba di pesantren, serta pakaian yang digunakan saat datang langsung dikumpulkan untuk dicuci.
Setiap santri juga wajib membawa sejumlah barang. Mulai dari 2 masker, vitamin C dan madu, hand sanitizer atau botol kosong untuk hand sanitizer, peralatan makan berbahan plastik, peralatan mandi, serta sajadah atau sorban.
"Santri yang memiliki penyakit kronis atau bawaan diharapkan tidak kembali ke pondok terlebih dahulu sampai batas waktu yang tidak ditentukan, atau menunggu anjuran pemerintah," terang Gus Barra.
Tiba di Ponpes Amanatul Ummah, lanjut Gus Barra, setiap santri wajib melalui 3 posko pemeriksaan. Posko pertama untuk mengumpulkan data screening santri, pemeriksaan suhu tubuh, mengisi data hasil pemeriksaan laboratorium, serta verifikasi data dan menentukan santri diizinkan kembali ke pondok atau tidak.
"Selanjutnya pengecekan barang-barang yang wajib dibawa dan sterilisasi. Kemudian santri diantarkan ke kamar mandi untuk mandi, wudhu, dan ganti baju. Santri lantas kami minta menyetorkan baju kotor ke petugas laundry. Baru santri masuk ke asrama yang sudah disterilisasi," jelasnya.
Protokol kesehatan juga dibuat untuk para tenaga pendidik Ponpes Amanatul Ummah. Menurut Gus Barra, setiap guru yang akan mengajar wajib membawa hasil pemeriksaan laboratorium. Hal itu untuk memastikan mereka bebas dari virus Corona.
Saat akan masuk ke lingkungan pesantren, setiap guru wajib melalui pintu gerbang lapangan untuk menjalani pemeriksaan suhu tubuh. Kemudian masuk ke bilik disinfektan, mencuci tangan dengan 6 langkah yang benar, serta wudhu.
Setiap guru wajib memakai masker dan face shield, selalu membawa hand sanitizer, melakukan physical distancing, rajin mencuci tangan, menertibkan santri agar tidak bergerombol, serta dilarang berjabat tangan dengan sesama guru maupun santri.
"Jika guru mengalami demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, mata berair, dan diare, kami minta tidak mengajar sementara waktu," tegasnya.
Sama dengan santri, para guru wajib membawa peralat makan sendiri. Mereka dilarang makan bersama guru lainnya maupun dengan para santri.
"Demi kesehatan keluarga, saat sampai di rumah para guru harap langsung mandi tanpa memegang apapun yang ada di rumah dan mengganti baju. Setelah itu baru berkumpul dengan keluarga," tandas Gus Barra.