Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng di Kabupaten Jombang akan menerapkan new normal life atau pola hidup haru. Dan tahap awal, pesantren yang didirikan KH Hasyim Asy'ari ini akan membuka kegiatan belajar mengajar bagi 25 persen santri saja.
Pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin mengatakan, kegiatan belajar mengajar bagi para santri akan dimulai secara bertahap. Sebagai tahap awal, kegiatan belajar mengajar dibuka khusus untuk santri kelas akhir jenjang MTs/SMP dan MA/SMA di Tebuireng induk dan Tebuireng 2.
Ponpes Tebuireng induk terletak di Jalan Irian Jaya, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang. Sedangkan Tebuireng 2 atau Trensains berada di Desa Jombok, Kecamatan Ngoro, Jombang.
Jumlah santri kelas akhir di kedua pondok tersebut 25 persen dari total 3.881 santri Ponpes Tebuireng. Para santri Ponpes Tebuireng berasal dari Jatim, Jateng, Jabar, DKI Jakarta, Banten dan Kaltim.
"Kami akan mengundang santri kelas 3 yang jumlahnya 976 santri. Kami fokus ke situ dulu," kata Gus Kikin kepada wartawan di Ponpes Tebuireng, Jalan Irian Jaya, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang, Rabu (17/6/2020).
Kedatangan 976 santri tersebut, lanjut Gus Kikin, rencananya secara bertahap mulai pekan depan. Ribuan santri bakal menempati asrama di Ponpes Tebuireng induk dan Trensains Tebuireng. Dia berharap, para santri tiba di pesantren awal Juli nanti.
"Santri yang datang nanti 25 persen dari kapasitas asrama kami. Sehingga kami masih mampu jaga jarak atau physical distancing," terangnya.
Gus Kikin menjelaskan, new normal di Ponpes Tebuireng dilakukan secara bertahap karena kesehatan para santri menjadi prioritas utama. Pihaknya akan lebih dulu mengevaluasi pelaksanaan new normal terhadal 976 santri sebelum membuka kegiatan belajar mengajar untuk 75 persen santri lainnya.
"Pelaksanaannya kami evaluasi lagi. Kami tidak menargetkan tanggal, yang utama kesehatan. Kalau nanti terlambat, kami tidak masalah," tegasnya.
Saat tiba di Ponpes Tebuireng, tambah Gus Kikin, setiap santri lebih dulu menjalani pemeriksaan kesehatan. Selanjutnya, para santri ditempatkan di ruang isolasi yang sudah disiapkan di pesantren selama 14 hari.
Yaitu di Gedung Universitas Hasyim Asy'ari dan gedung Ma'had Ali. Pada hari ke-10 masa isolasi, para santri dirapid-test.
"Kalau bagus selama dua minggu itu, baru kami izinkan masuk ke asrama pondok," tandasnya.
Pesantren ini juga membentuk Gugus Tugas Pesantren Tebuireng untuk mengawal protokol kesehatan berjalan dengan disiplin. Sehingga tidak terjadi penyebaran virus Corona di lingkungan pesantren.
"Gugus tugas ini untuk memastikan protokol kesehatan terpenuhi. Mulai dari sarana pembelajaran, kapasitas asrama, pengelolaan jasa boga, hingga fasilitas kesehatan," jelas Jubir Gugus Tugas Pesantren Tebuireng Nur Hidayat.