Ketua Gugus Kuratif Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi merespons tuduhan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Yakni terkait sabotase bantuan mobil PCR untuk tes swab.
Menurut Joni, Kadinkes Surabaya tidak memberikan keterangan jelas untuk menggunakan mobil bantuan dari BNPB tersebut.
"Jadi kemarin ada stafnya Bu Feny (Kadinkes Surabaya). Namanya Bu Deni. Stafnya tidak bilang mau memakai mobil untuk Kota Surabaya, acaranya apa, berapa yang diperiksa. Sedangkan Tulungagung dan Lamongan sudah antre dan koordinasi di wilayah mereka ada yang diperiksa dan acaranya jelas. Pagi tadi saya ditelepon mendadak langsung oleh Bu Feny bahwa mobil harus stand by hari ini di Surabaya dua-duanya. Posisinya mobil sudah di tengah jalan. Saya jelaskan ini, saya datar-datar saja, karena di-reschedule ulang di Surabaya besok," kata Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
![]() |
Joni menjelaskan, pihaknya sudah schedule ulang agar mobil PCR bisa beroperasi di Surabaya pada Sabtu (30/5). Rencananya mobil akan beroperasi di RS Soewandhi, RS Husada Utama, Kampung Tangguh dan RS Lapangan/Darurat.
"Bantuan mobil ini untuk Provinsi Jatim. Kami jelaskan kronologisnya. Awalnya Gugus Tugas Provinsi Jatim bersurat tanggal 11 Mei 2020 kepada Gugus Tugas Nasional. Permohonan kami berupa permintaan dukungan percepatan penanganan diagnosis COVID-19. Kita mengajukan mobil lab PCR sebanyak 15 unit," kata Suban di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Suban Wahyudiono menjelaskan soal status mobil tes swab tersebut.
Suban menjelaskan, selain dirinya, Pangdam V Brawijaya juga meminta hal serupa. Agar segera mendapat bantuan mobil PCR di Jatim.
(fat/fat)