Pihaknya mengaku, gerakan Tutup Pintu Jaga Orang Tua merupakan cara yang paling efektif untuk mengurangi mobilitas warga dan aksi kerumunan massa. Bahkan, ia sendiri mengaku tidak menggelar open house di pendapa kabupaten.
"Kalau dibiarkan, maka warga akan saling berkunjung, tidak hanya antar-RT tapi juga antar desa bahkan kecamatan," imbuhnya.
Kondisi itu dinilai cukup rentan menjadi media penularan COVID-19. Sebab mobilitas warga akan meningkat dan terjadi pertemuan warga dari berbagai daerah.
"Kenapa jaga orang tua jaga kiai, karena yang paling berisiko terhadap paparan Corona adalah orang tua. Kalau ke anak muda mungkin tidak apa-apa. Namun jika orang tua bisa fatal. Apalagi yang punya penyakit kronis," ujar Arifin.
Menurutnya, orang muda rata-rata memiliki tingkat imunitas yang cukup baik. Sehingga terkadang tidak menimbulkan gejala atau keluhan sakit sama sekali.
"Nah, kalau orang tanpa gejala seperti itu yang bahaya. Dia positif dan bisa menularkan ke orang lain atau menjadi carrier, tapi tidak sakit," kata Arifin.
Di sisi lain, Bupati Arifin menyebut jumlah pasien positif Corona yang telah sembuh terus bertambah. Setelah kemarin pasien 04, hari ini pasien 02 juga dinyatakan sembuh. Kesembuhannya dibuktikan dengan hasil swab serta beberapa kali uji PCR.
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini