Mereka diturunkan bus Agam Tunggal Jaya. Pemudik yang tertangkap ini oleh warga dibuatkan aturan wajib dimandikan.
"Memang kami sangat was-was setelah tahu ada bus nakal menurunkan pemudik di wilayah kami. Makanya agar desa kami tidak tertular oleh warga pemudik wajib dimandikan dulu," terang Kepala Desa Ngale Teguh Wibowo saat di konfirmasi detikcom Kamis (7/5/2020).
"Yang menurunkan dua kali ini kemarin bus PO yang sama. PO Agam Tunggal Jaya (tulisan Sudiro baliknya Agam)," imbuhnya.
Lokasi tempat pemandian para pemudik itu, kata teguh, di kubangan bak air tandon yang ada di persawahan warga. Tandon air di sawah itu biasanya untuk mengairi sawah petani yang ada di dekat overpass tol desa Ngale.
"Kebetulan di dekat overpas ada sumur pompa dan tandon air untuk mengairi sawah. Makanya langsung kita suruh mandi," katanya.
Teguh mengatakan setelah para pemudik dimandikan secara massal, pihak perangkat desa bersama polisi dan TNI melakukan pendataan. Semua pemudik dijemput oleh perangkat desa sesuai tujuan mereka untuk dilakukan karantina.
"Setelah kita mandikan, semua didata untuk dilakukan penjemputan oleh perangkat desa dimana tujuan mereka mudik. Tentu dikawal ketat polisi dan TNI," paparnya.
Teguh menambahkan, untuk mencegah penyebaran virus Corona, semua barang bawaan pemudik juga dilakukan penyemprotan disinfektan. Semua pemudik juga dilakukan pengecekan kesehatan dengan melibatkan tim medis dari Puskesmas Paron.
"Begitu juga barang bawaannya, disemprot cairan disinfektan dan kita libatkan petugas medis dari puskesmas yang kami datangkan ke lokasi untuk memeriksa suhu badan para pemudik," tandasnya.
Tim kesehatan yang dilibatkan yakni sesuai tujuan mudik para perantau, yakni Puskesmas Jogorogo, Ngrambe, dan Paron.
Beragam Modus Pemudik Hindari Pemeriksaan Polisi:
(iwd/iwd)