Dokter di Bondowoso, Rasmono, yakin metode pengasapan menggunakan tembakau dan garam mampu menangkal virus Corona. Bagaimana cara kerja metode tersebut?
Menurutnya, metode tersebut terbilang simpel. Tembakau jenis divine dicampur garam ditaruh di sebuah tempat, lantas dibakar. Mirip membakar sesajen atau dupa.
Dari pembakaran itu, terbentuklah asap yang berfungsi menonaktifkan virus. Dalam skala besar, mirip orang membuat perapian untuk ternak. Namun, dalam skala lebih kecil, bisa digunakan untuk ruangan.
"Untuk menambah aroma, bisa ditambah bunga-bungaan atau dupa serbuk, sehingga aroma terapinya sangat asyik untuk diisap," jelas dr Rasmono saat berbincang dengan detikcom di ruang kerjanya, Rabu (29/4/2020).
Lebih jauh Rasmono menjabarkan, untuk proses pembakaran dalam ruangan, tembakau yang digunakan memang harus jenis tembakau divine, yakni tembakau yang diolah kemudian digunakan untuk pengobatan.
"Tembakau divine memang dipakai untuk terapi manusia. Tembakau ini termasuk aman karena sudah diolah menjadi asap nano yang bebas dari radikal bebas," imbuh dokter yang menjabat Kepala Unit Kantor Kebugaran dan Pelayanan Tradisional Bondowoso ini.
Sedangkan untuk di luar ruangan, semua jenis tembakau bisa digunakan. Asap tembakau mirip dengan asap pembakaran daun-daun lain. Kandungan nikotin pada tembakau, menurutnya, tak berbahaya.
Terapi Plasma Darah Disebut Efektif Sembuhkan Covid-19, Ini Penjelasan PMI:
Justru menurut beberapa pakar, imbuh Rasmono, tembakau bisa membersihkan lingkungan dari pencemaran radikal bebas air raksa. Namun hal ini masih menimbulkan perdebatan.
"Pembakaran tembakau dan garam sebagai cara membunuh virus Corona memang belum dibuktikan secara ilmiah. Saya mengambilnya dari sisi kearifan lokal," kata Rasmono.
Pria yang juga Koordinator Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi (PPI) RSD Koesnadi, Bondowoso, ini terang-terangan mengaku metode ini hanya mengambil dari sisi kearifan lokal, bukan sisi ilmiahnya. Namun metode itu patut dicoba.
Rasmono lantas menceritakan, sebelum 1990-an, terjadi wabah atau pagebluk. Saat itu kakek buyut kita menyarankan agar membakar garam secara masal di depan setiap rumah menjelang Magrib. Dan itu berlangsung turun-temurun.
"Beberapa literatur menyebut, garam memang digunakan untuk antiseptik. Misal untuk berkumur ketika radang tenggorokan, sariawan dan sakit gigi. Dan itu manjur," tambahnya.
Tentang penularan virus Corona, Rasmono menyamakannya dengan virus flu biasa dan flu burung. Virus ada di udara, sehingga diharapkan dengan membakar tembakau dan garam, udara akan bersih, sehingga virus bisa mati.