"Perasaannya waswas tapi ya mau gimana kerjaan kita. Artinya kalau pakai APD insyaallah pekerjaan aman dan baik. Pesan saya, mungkin jaga jarak dengan hindari kerumunan, agar wabah ini cepat teratasi begitu. Sama-sama memutus rantai penyebaran COVID-19," imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, perawat asal RSJ Menur Dwi Prasetya Cahyanto juga sempat mengkhawatirkan adanya penolakan. Namun sejauh ini, warga Jatim Telah teredukasi dan tidak terjadi penolakan.
"Yang saya takutkan ketika terjadi sesuatu di jalan. Saya waktu itu dua orang saja, saya perawat dan dokternya. Setelah ditugasi yang saya rasakan sebagai tanggung jawab kami siap sudah koordinasi dengan pihak di Kertosono. Jadi perasaan kami, ya harus melaksanakan kewajiban sampai tuntas. Jadi dengan tetap menjaga keselamatan diri baik keluarga pasien maupun petugas," imbuh Dwi.
Gubernur Khofifah mengucapkan terima kasih atas dedikasi yang diberikan seluruh pihak tenaga kesehatan. Dia juga memberikan sedikit insentif pada para pejuang kemanusiaan ini.
"Kita nanti transfer tanda cinta kami. Jangan dilihat jumlahnya, kami menghormati proses yang bapak lakukan, memberikan pemahaman kepada masyarakat dan penerimaan yang baik saat proses pemakaman jenazah yang terkonfirmasi positif COVID-19," pungkas Khofifah.
(sun/bdh)