Pakar Psikologi Politik Sebut Corona Buat Orang Jadi Apolitis

Pakar Psikologi Politik Sebut Corona Buat Orang Jadi Apolitis

Amir Baihaqi - detikNews
Senin, 06 Apr 2020 19:41 WIB
Pakar Psikologi Politik Andik Matulessy mengatakan, wabah corona telah mengubah peta politik menjelang Pilkada serentak 2020. Menurutnya itu ditandai dengan penundaan tiga tahapan yang dilakukan KPU.
Pakar Psikologi Politik Andik Matulessy/Foto: Istimewa
Surabaya -

Pakar Psikologi Politik Andik Matulessy mengatakan, wabah corona telah mengubah peta politik menjelang Pilkada serentak 2020. Menurutnya itu ditandai dengan penundaan tiga tahapan yang dilakukan KPU.

"Iya sekarang semua sudah berubah. Dimulai dengan administratif penundaan tahapan-tahapan Pilkada," kata Andik kepada detikcom, Senin (6/4/2020).

"Dan menurut saya itu benar langkahnya (penundaan). Karena kan tidak mungkin kemudian ada proses misalnya kampanye menghadirkan massa, sementara kita kan disyaratkan untuk melakukan social distancing yang agak melebar," tambahnya.


Sedangkan dalam konteks politik calon yang akan maju, lanjut Andik, perubahan tidak hanya akan dirasakan dari calon yang diusung partai. Tapi juga calon perseorangan atau independen. Sebab, saat mewabahnya virus corona mereka tidak mampu leluasa menggali dukungan seperti saat kondisi normal.

"Karena beda dengan kondisi normal. Kita bisa mencari dukungan itu lebih mudah dan lebih real. Setelah ini kan ada persoalan ekonomi, politik, kesehatan ini yang kemudian bisa saja agak sulit untuk mendasarkan suara itu pada kepedulian untuk memilih calon," ujar alumnus Fakultas Psikologi UGM itu.

Kemudian dari konteks sosial, Andik memperkirakan masyarakat akan lebih cenderung apolitis. Sebab wabah virus corona ini memungkinkan orang akhirnya lebih bersikap fokus pada diri sendiri atau keluarganya.

"Dampak sosial adalah orang hanya fokus pada diri sendiri dan keluarga. Tidak terlalu fokus kepada hal lain di luar dirinya sehingga kemudian keinginan untuk peduli pada politik akan menurun," jelas pria yang juga mantan Wakil Rektor Untag Surabaya itu.


"Tapi bisa saja termotivasi persoalan ekonomi mungkin saja. Karena kan persoalan ekonomi bisa menjadi meluas dan apapun pilihan politik ini ditentukan pada money politic itu juga akan menimbulkan itu di satu sisi," imbuhnya.

Ia juga memperkirakan, jika wabah masih terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan Pilkada juga akan turut ditunda. Pasalnya dari hari ke hari orang yang terpapar semakin meningkat. Sedangkan dari sisi anggaran nantinya akan banyak yang tersita untuk penanganan virus corona.

"Pasti ditunda lah. Pertama dari sisi biaya. Dana itu akan dialihkan terutama dana-dana di daerah dialihkan untuk intervensi mengatasi masalah-masalah virus corona ini. Kalau saya lihat ini jumlah yang positif kan semakin bertambah bukan tambah berkurang," tandasnya.


Sebelumnya, KPU menunda 3 tahapan pelaksanaan Pilkada 2020. Penundaan itu untuk mencegah penyebaran virus Corona atau COVID-19.

"Menunda 3 tahapan penyelenggaraan Pilkada," ujar Komisioner KPU Viryan Aziz saat dihubungi, Sabtu (21/3).

Viryan menjelaskan, tiga tahapan yang ditunda itu ialah pelantikan panitia pemungutan suara (PPS), verifikasi bakal calon perseorangan rekrutmen PPDP, serta pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.