Salah satu warga Surabaya dinyatakan sebagai Orang dalam Pemantauan (ODP) corona. Hal ini membuatnya ODP berjenis kelamin ini stress dan takut. Bagaimana tidak cemas, seminggu sebelum ditetapkan sebagai ODP oleh Pemkot Surabaya, ia menjenguk temannya yang ternyata positif corona dan meninggal di Cimahi, Jawa Barat.
Pria ini adalah Ketua Jaringan Ksatria Airlangga (Jaka) Teguh Prihandoko menceritakan jika pada Senin (23/3) lalu mendapat kabar jika temannya di Cimahi meninggal dengan status positif corona. Padahal saat ia menjenguk, temannya hanya sakit typhus.
"Saya bingung, satu teman meninggal, dua saya ODP. Saat itu saya bingung, ngomong apa tidak ke teman-teman dan keluarga, kalau ngomong itu menimbulkan kegaduhan, tapi kalau nggak ngomong jadi bersalah," kata Teguh saat dihubungi detikcom, Kamis (2/4/2020).
Tak ingin berlarut dalam kecemasan dan ketakutan, alumnus Unair Surabaya ini memutuskan memeriksakan ke RS Unair, Selasa (24/3). Saat itu, hanya tes darah dan thorax tapi tidak ingin tes swab.
"Saya nggak mau swab, karena itu jatah sedikit dan itu untuk tenaga kesehatan dan PDP. Nurani kemanusiaan harus dibangkitkan," ujarnya.
Di hari yang sama, mantan Dirut Rumah Potong Hewan (RPH) ini juga mendaftar di aplikasi lawancovid-19.surabaya.go.id untuk mengisi form yang sesuai dengan gejala dan riwayatnya. Setelah mengisi, dia ditetapkan sebagai ODP.
"Saya ngisi karena memang pusing, meriang, di daerah terjangkit juga, kontak langsung dengan pasien positif juga. Akhirnya saya ODP," ceritanya.
Tak lama setelah mengisi form dan masih di hari yang sama, Teguh langsung didatangi pihak Puskesmas Gayungan untuk memverifikasi dan diberi obat paracetamol, vitamin dan masker. Setelah itu selama dua pekan dia dipantau oleh pihak puskesmas.
"Mereka konsisten memantau, telepon menanyai kondisi, keluhan, kalau obat habis dikasih lagi," katanya.
Rabu (1/4), dia melakukan rapid test di puskesmas. Ia menjelaskan, saat masuk puskesmas terlebih disemprot disinfektan, cuci tangan, kemudian duduk di ruang terbuka dan di rapid test. Dua jam kemudian, puskesmas mengabarkan jika dia negatif corona.
"Artinya saya mendapat ketenangan. Karena ODP itu panik, stress, bingung," ujarnya.
Saat ini, Teguh tengah menjalani isolasi mandiri di rumah. Bahkan kamar dan apa pun yang disentuh disendirikan dari keluarganya di rumah.
"Kamar mandi sendiri, piring, sendok, semuanya saya bedakan sama orang rumah. Meskipun saya negatif, tapi saya masih dalam pemantauan dan saya tidak ingin keluarga saya juga menjadi ODP," pungkasnya.