Soal Corona, PWNU Yakin Jatim Aman Karena Banyak Wali dan Ulama

Soal Corona, PWNU Yakin Jatim Aman Karena Banyak Wali dan Ulama

Faiq Azmi - detikNews
Rabu, 01 Apr 2020 18:20 WIB
Presiden Joko Widodo menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memerangi virus corona. Ketua PWNU Jatim Marzuki Mustamar menilai, kebijakan itu bagus namun perlu beberapa catatan.
Ketua PWNU Jatim Marzuki Mustamar (tengah)/Foto file: Istimewa
Surabaya -

PWNU Jawa Timur yakin wabah corona akan segera berlalu. Menurutnya, terlebih di Jatim ada banyak wali dan ulama yang terus berdoa untuk warga.

"Ikhtiar bagi awamul muslimin cukup. Bertawakkal dan tidak perlu meninggalkan syariat atau ngerubah-ubah syariat. Jangan terlalu paranoid. Di Jatim banyak wali, banyak ulama terus melantunkan doa. Ada gas alam, sumber minyak, insyaallah aman," kata Ketua PWNU Jatim Marzuki Mustamar kepada detikcom, Rabu (1/4/2020).

Optimisme tersebut juga muncul setelah Marzuki melihat di Jatim saat ini, banyak pasien positif corona yang sembuh (17 orang). Sementara untuk yang meninggal, ia menyebut rata-rata sudah berusia lanjut dan memiliki penyakit penyerta.


Marzuki mengatakan, bila SOP pemerintah terkait sanitasi diterapkan dengan baik oleh seluruh masyarakat, maka warga akan terlindungi dari wabah tersebut. "Yang baru datang dari daerah yang sangat rawan diminta untuk di rumah/isolasi mandiri. Hand sanitizer disiapkan dan bilik disinfektan disiapkan. Yang sakit menular jangan berkerumun, di rumah saja beribadah. Ikhtiar bagi awamul muslimin cukup, bertawakkal dan tidak perlu meninggalkan syariat. Insya allah Jatim aman," imbuhnya.

Ia mencontohkan di Singosari, Malang. Tepatnya di Pesantren Ilmu Al Quran. Menurutnya saat ini di sana tengah berduka karena kehilangan sang pengasuh ponpes, KH Bashori Alwi pada (23/3) lalu. Setiap hari ada ribuan jemaah takziah dan aman-aman saja.


"Di Malang di Mbah Bashori, puluhan ribu yang nyelawat. Setiap hari ada 2 ribu orang tahlilan di Singosari dan tidak apa-apa. Itu cara Allah menunjukkan bahwa Idonesia aman di Jatim, banyak walinya," imbuhnya.

"Di pasar induk aman-aman saja. Contoh Pasar Gadang, Mergan, Badut, dll. Tanpa ikhtiar seketat itu aman. Masak di masjid malah gak aman sampai diimbau bahkan dilarang salat. Ampun jangan keterlaluan paranoid lah," imbuhnya.

Marzuki menambahkan, bila takut dengan suatu wabah, maka seseorang harus mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bukan malah dilarang.


"Begini jumatan itu fardu ain, siapa yang nanggung dosanya kalau tidak dibolehkan jumatan. Masak jumatan tidak aman, dilarang itu gimana, orang Cina saja takut corona sampai jumatan. Kita takut corona kok malah gak jumatan. Tetap hati dan tawakkal," tegasnya.

"Di Malang sendiri masih banyak jumatan. Tapi karena ada edaran pemerintah dilarang dalam bentuk imbauan, takmir awam jadi takut. Itu yang menanggung dosanya siapa itu fardu ain jumatan ini. Meski ada corona tetap ya harus tetap cerdas," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.