"Perihal klaim khasiat yang disampaikan Abdul Rohim di media adalah pernyataan pribadi yang bersangkutan. Tetapi belum ada uji bukti yang dilaporkan ke pihak universitas," jelasnya.
"Produk yang dikerjakan Abdul Rohim tersebut dikerjasamakan dengan pihak lain yang tidak ada hubungan kerja sama dengan Unair. Maka, klaim-klaim itu berada di luar tanggung jawab Unair," tambahnya.
Ia menambahkan, penelitian harus dilakukan berdasarkan kaidah-kaidah saintifik, legalitas dan etika. Ketika tiga hal itu terpenuhi, maka data penelitian bisa digunakan untuk data dukung untuk mendaftarkan produk penelitian supaya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
"Unair telah ditunjuk Pemerintah RI sebagai salah satu lembaga yang dapat melakukan tes Covid-19. Terkait dengan tugas tersebut, Unair telah membentuk Tim Riset yang diketuai Prof Soetjipto dr., M.S., Ph.D. Untuk layanan pasien terjangkit virus dikomandani Prof Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD, K-PTI, FINASIM di Rumah Sakit Unair. Untuk identifikasi virus dikomandani oleh Prof Maria Lucia Inge Lusida, dr., M.Kes., Ph.D di Lembaga Penyakit Tropis (LPT). Dan untuk mengembangkan produk yang bisa memberikan ke manfaat, baik mencegah maupun mengobati Covid-19 dikomandani oleh Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih M.Si," paparnya.
"Untuk keakuratan informasi tentang Covid-19 yang dilakukan Unair, dapat menghubungi para pihak yang kami sebutkan di atas," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Dua peneliti senior dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair Surabaya, Abdul Rahim Tualeka dan M Mufti Mubarok mengaku telah menemukan suplemen antivirus corona. Suplemen yang diberi nama Nitrico tersebut diyakini mampu meningkatkan kekebalan tubuh sehingga bisa membantu tubuh melawan virus corona.
(sun/bdh)