"Saya nanti akan komunikasikan dengan pemerintah pusat ya, Kemen PUPR. Meski saya di Komisi II, bukan ke sana arahnya. Tapi kan di sini Dapil saya. Jadi saya ada perhatian juga di sini keluhan masyarakat seperti apa," tutur Johan kepada detikcom, Kamis (12/3/2020).
Johan menambahkan, dari hasil peninjauan tanggul jebol di Desa Grogol, pihaknya sudah meminta kades dan camat untuk segera berkoordinasi dengan Pemkab Ponorogo.
"Selanjutnya berhubungan langsung dengan BBWS Solo. Juga nanti saya coba sampaikan ke Kementerian PUPR. Saya tanya luasan ke Pak Lurah katanya butuh Rp 1,8 miliar," terang Johan.
Menurutnya, dana Rp 1,8 miliar tidak terlalu besar untuk membangun tanggul permanen. Namun dia belum tahu apakah Pemkab Ponorogo ada dana untuk membangun tanggul.
"Saya nggak tahu, Pemkab ada dana sebesar itu, ini kan darurat," imbuh Johan.
Selain itu, Johan juga mengunjungi Dukuh Tugunongko, Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung. Ada 35 jiwa terancam bencana tanah longsor.
"Saya datang ke pengungsian, gali info dari kades apa saja yang bisa dibantu," papar Johan.
Johan menambahkan, untuk wilayah Tugurejo, kontur tanahnya gerak sehingga tidak mungkin bisa ditempati. Satu-satunya cara yakni dengan relokasi.
"Semaksimal mungkin kita membantu dan mencari solusi, kepada warga harus tetap semangat menghadapi musibah," pungkas Johan.
(sun/bdh)