Petani melon di Desa Maguwan, Kecamatan Sambit terancam gagal panen. Tanamannya diterjang banjir pada Selasa (18/2) sore.
"Ini disemprot pada bagian pupus daun supaya pasirnya bisa hilang karena banjir kemarin," tutur salah satu petani, Kateni kepada detikcom, Rabu (19/2/2020).
Pantauan detikcom, luas lahan milik Kateni ada 2 petak. Semua tanaman melon miliknya terendam banjir akibat tanggul jebol. Akibatnya, bagian daun tertutup pasir dan tanah yang bisa mengganggu proses fotosintesis.
"Ini (melon) berumur 2 minggu, makanya dibersihkan dengan cara disemprot biar bisa tumbuh lagi semoga saja bisa tumbuh," kata Kateni.
Disinggung soal kerugian jika gagal panen, Kateni mengaku bisa mencapai Rp 5 juta. Terdiri dari biaya penyiapan lahan, pembibitan sampai dengan perawatan.
Tonton juga Warga Jatim Pulang dari Natuna, Khofifah: Lingkungan Jangan Waswas :
"Kalau ini gagal panen kerugian sampai Rp 5 juta," imbuh Kateni.
Sementara Koordinator PPL Kecamatan Sambit Sujarwo menambahkan, total tanaman melon yang terendam banjir mencapai 18 hektare. Delapan hektare di Desa Maguwan dan 10 hektare di Desa Nglewan.
"Yang bisa dilakukan penyemprotan atau pembersihan pupus daun dari pasir supaya bisa berfotosintesa dengan baik. Selain itu lahan juga harus dikeringkan karena supaya akarnya tidak busuk," terang Sujarwo.
Menurutnya, tanaman melon milik petani ini masih aman. Namun jika ada banjir susulan maka dipastikan petani melon bakal gagal panen.
"Tanaman melon kan menghendaki intensitas matahari sepanjang hari pun juga kebutuhan airnya tidak sebanyak tanaman padi," pungkas Sujarwo.