"Tersangka TS lalu menengkurapkan tubuh korban, menarik celananya, lalu menusuk dubur korban dengan bambu," kata Kapolres Mojokerto Kota AKBP Bogiek Sugiyarto saat jumpa pers di kantornya, Jalan Bhayangkara, Rabu (26/2/2020).
Bogiek sempat menunjukkan bambu yang digunakan Trisno menusuk dubur korban. Ukuran bambu ini sekitar 22 cm dengan diameter sekitar 1,5 cm. Kedua ujungnya tampak tumpul bekas dipotong secara rapi.
"Apa motifnya (tersangka menusuk dubur Dio dengan bambu) masih kami dalami. Korban tidak disodomi, tapi ditusuk dengan bambu," terangnya.
Selanjutnya, Trisno meminta bantuan IS untuk melempar mayat Dio ke sungai tepat di bawah Jembatan Gumul. Kedua tersangka lantas pulang ke rumah mereka pada Kamis (30/1) sekitar pukul 01.00 WIB.
Mayat Dio baru ditemukan pengguna jalan keesokan harinya, Kamis (30/1) sekitar pukul 06.00 WIB. Korban tengkurap di dasar sungai yang sedang dangkal. Separuh kepala siswa kelas IV SDN Ketemasdungus ini tertancap di lumpur.
Tubuh bocah yang usianya belum genap 13 tahun itu ditemukan sekitar 5 meter di bawah jembatan Desa/Kecamatan Kemlagi. Jembatan ini berada di jalan tengah hutan yang menghubungkan Mojokerto dengan Lamongan. Saat ditemukan, korban masih memakai baju koko warna gelap dan celana pendek motif polkadot warna abu-abu gelap.
(iwd/iwd)