"Yang dianjurkan adalah kami mengurangi kegiatan di luar. Karena yang terisolir adalah kota kami (tinggali). Yang dimaksud terisolir adalah warga dari Kota Wuhan tidak bisa keluar begitupun kota lain tidak bisa memasuki Kota Wuhan. Jadi tidak ada larangan kami keluar dari kamar dan tetap di kamar," sambung Diany.
Di Unesa, ia mengambil Jurusan Bahasa Mandarin. Kemudian mendapatkan beasiswa selama satu tahun di Central China Normal University (CCNU), Wuhan. "Untuk saya sendiri kebetulan mendapatkan masa pendidikan satu tahun jadi seharusnya saya pulang bulan tujuh (Juli) 2020," lanjut Diany.
Diany juga mengakui jika dirinya dan teman dari Unesa sudah mendapatkan bantuan uang dari kampus. Uang itu untuk membeli bahan-bahan makan.
"Dari Unesa sendiri kami sudah dikirimkan uang untuk membeli kebutuhan sehari-hari kami. Agar kami tetap dapat membeli bahan makan untuk dimasak sehari-hari," tambah Diany.
Kemudian menurut mahasiswi lainnya, Nathania, aktivitas para mahasiswi berjalan seperti hari libur biasa. "Aktivitas kami berjalan seperti sama dengan hari libur biasa. Hanya saja kami menghindari keramaian dan jika tidak diperlukan keluar ruangan, kami tidak keluar untuk memperkecil kemungkinan terburuk," ujar Nathania.
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini