Ketenarannya berkat sebuah batu yang disebut batu petir. Batu sekepal tangan itu konon ditemukan Ponari setelah petir menyambar pada suatu hari di bulan Januari 2009.
Kini, anak pertama dari dua bersaudara pasangan Kamsin (47) dan Mukaromah (39) baru berusia 20 tahun. Usianya akan genap 21 tahun 8 Juli nanti. Namun di usianya yang tergolong sangat muda, dia bertekat membangun rumah tangga dengan gadis idamannya, Aminatus Zuroh.
Zuroh ternyata lebih tua dua tahun darinya. Gadis asal Desa Sukosari, Kecamatan Jogoroto, Jombang ini akan berusia 23 tahun pada 5 Juni nanti. Namun, selisih usia tak menjadi halangan bagi mereka untuk menikah.
Oleh sebab itu, Ponari melamar Zuroh. Tunangan mereka digelar di rumah keluarga Zuroh pada Sabtu (11/1) pagi. Pemuda yang pernah terkenal dengan sebutan 'dukun cilik' pada awal 2009 lalu itu akan menikah setelah Hari Raya Idul Adha tahun 2020.
Dia kini bekerja di sebuah klinik pengobatan herbal di Jalan WR Supratman, Jombang. Meski sudah dewasa, Ponari masih tetap mengobati orang yang datang ke rumahnya. Rata-rata pasien yang datang karena sakit pegal linu dan diabetes.
Simak Video Ini "Video Pohon Keluarkan Suara Wanita Menangis Diserbu Warga"
Selain Ponari, berita sepekan ini yang juga tak kalah hebohnya yakni pohon menangis di Jember. Pohon setinggi sekitar 20 meter berdiameter 50cm ini awalnya menjadi ramai lantaran salah satu cucu pemilik lahan di Dusun Krajan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger, itu lari ketakutan saat mendengar pohon berusia 11 tahun itu mengeluarkan suara perempuan menangis.
Karena ketakutan, sang cucu lari dan mengadukan peristiwa yang dialami ke orangtuanya. Keesokan hari, sang cucu menceritakan ke teman-teman sekolahnya. Dan mereka yang penasaran akhirnya mendatangi rumah dan ladang milik Abdul Aziz, Kamis (16/1/2020).
Pohon itu diketahui mengeluarkan suara menangis saat salah satu cucunya memberitahu. Aziz pun ikut membuktikan dengan menempelkan telinganya ke batang pohon akasia tersebut. Dan benar saja, Aziz ikut mendengar pohon menangis.
Sementara warga Banyuwangi dihebohkan penemuan janin bayi terbungkus koran dan plastik yang dibuang di tepi jalan raya. Janin berusia sekitar 5 bulan itu sudah mengeluarkan bau tak sedap dan diduga hasil hubungan gelap yang sengaja digugurkan dan dibuang oleh orang tuanya.
Rupanya, di dalam bungkus koran itu ada surat wasiat dan uang Rp 100 ribu. Roni, warga Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah yang menemukan bungkusan berisi janin itu membenarkan. Uang itu diletakkan di luar bungkusan koran dan plastik yang sudah mengeluarkan bau yang tak sedap itu.
Roni berasumsi jika uang tersebut merupakan imbalan bagi warga yang mau mengubur mayat janin itu. Isi surat wasit itu sangat singkat. Tulisan jelas dengan dua kata yakni 'Tolong Dikubur'. Tulisan ini terbaca jelas saat ditemukan warga di pinggir jalan desa tersebut.
"Tulisannya jelas 'Tolong Dikubur'. Mungkin bagi warga yang menemukan diminta mengubur jasad bayi ini," ujar Roni, penemu bungkusan yang berisi janin di lokasi, Minggu (19/1/2020).
Janin bayi itu kini dibawa ke RSUD Blambangan Banyuwangi.
Halaman 3 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini