Jombang - Sang 'dukun cilik' dari Jombang, Muhammad
Ponari Rahmatullah atau Ponari (20) pernah terkenal awal 2009. Setelah 11 tahun berlalu, ternyata dia masih mengobati pasien di rumahnya menggunakan alat yang sama. Yaitu batu petir.
Ponari mengaku mengobati pasien di sela kesibukannya bekerja di klinik pengobatan herbal di Jalan WR Supratman, Jombang. Rata-rata pasien yang datang ke rumahnya di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh 3-5 orang tiap pekan.
"Saya masih sering mengobati orang. Saat kerja kalau ada pasien langsung saya tinggal pulang," kata
Ponari kepada detikcom, Minggu (19/1/2020).
Dari hasil mengobati pasien di rumahnya saja, anak pertama dari Kamsin (47) dan Mukaromah (39) ini mendapat penghasilan yang lumayan. Yaitu rata-rata Rp 1 juta per bulan.
"Saya tidak memasang tarif, seikhlasnya. Insyaallah kurang lebih dapat Rp 1 juta sebulan," terangnya.
Saking banyaknya pasien pada 2009 silam, membuat Ponari sempat putus sekolah. Karena dia sadar pentingnya pendidikan,
Ponari meneruskan sekolah melalui program kejar paket.
Saat ini dia sekolah kejar paket C untuk mendapatkan ijazah tingkat SMA. Menurut dia, ijazah itu baru bisa dia dapatkan tahun depan. Namun,
Ponari sudah mendapatkan pekerjaan tanpa ijazah tersebut.
"Saya kerja di klinik pengobatan herbal karena diajak orang," jelasnya.
Di klinik tersebut,
Ponari digaji Rp 1,6 juta per bulan. Itu belum termasuk bonus. Dengan penghasilannya saat ini, dia optimis akan mampu menjadi kepala rumah tangga.
Oleh sebab itu, dia memutuskan melamar kekasihnya, Aminatus Zuroh (23), asal Desa Sukosari, Kecamatan Jogoroto, Jombang pada Sabtu (11/1). Mereka berencana menikah setelah Hari Raya Idul Adha tahun ini.
Ponari dengan Zuroh jatuh cinta pada pandangan pertama saat mereka bekerja di pabrik makanan ringan di Jalan Brigjen Kretarto, Jombang. Cinta lokasi (Cinlok) itu akhirnya akan berlanjut ke jenjang pernikahan. Hingga kini Zuroh masih bekerja di pabrik makanan ringan yang sama.
Ponari menjadi terkenal dan dijuluki 'dukun' cilik dari Jombang pada awal 2009 silam. Ketenarannya berkat sebuah batu yang disebut batu petir. Batu sekepal tangan itu konon ditemukan Ponari setelah petir menyambar pada suatu hari di bulan Januari 2009.
Petir dengan suara luar biasa kencang menyambar di dekat
Ponari saat dia asyik bermain. Saat itu dia masih duduk di bangku kelas 3 SDN Balongsari I. Petir itu konon disertai jatuhnya batu yang nyaris mengenai kepala Ponari. Batu yang saat itu memancarkan cahaya biru dipungut olehnya.
Ternyata dengan batu petir itu
Ponari menjadi 'dukun cilik' yang sangat terkenal. Berbagai penyakit konon bisa dia sembuhkan hanya dengan menyelupkan batu itu ke dalam air minum yang dibawa pasien. Ribuan orang pun datang ke rumahnya kala itu.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini