8 Sapi di Tulungagung Mati Mendadak, Bangkainya Dijual Diam-diam?

8 Sapi di Tulungagung Mati Mendadak, Bangkainya Dijual Diam-diam?

Adhar Muttaqin - detikNews
Selasa, 03 Des 2019 18:51 WIB
Sapi di Tulungagung (Adhar Muttaqin/detikcom)
Tulungagung - Delapan sapi yang mati mendadak secara beruntun di Tulungagung sulit dilakukan pemeriksaan lanjutan karena bangkai sapi tidak ada. Beberapa bangkai sapi diduga dijual secara diam-diam.

Kepala Desa Nyawangan, Kecamatan Sendang, Sabar mengatakan terdapat delapan sapi yang mati mendadak di Dusun Putuk dan Dusun Klageran. Sebagian bangkai sapi diduga dijual kepada seorang perantara untuk dijual kembali ke jagal sapi.

"Menurut keterangan Pak Kasun (Kepala Dusun), bangkainya itu dijual ke seseorang, terus nanti dijual ke jagal. Tapi yang satu itu (disembelih) dibagikan ke warga," kata Sabar, Selasa (3/12/2019).


Aksi jual-beli bangkai sapi itu dilakukan secara diam-diam dan terselubung. Bahkan saat ia mencoba bertanya langsung kepada peternak, rata-rata mereka bungkam dan tidak mengakui penjualan bangkai tersebut. Satu ekor sapi biasanya dijual sekitar Rp 3 juta.

Dugaan penjualan sapi itu dimungkinkan untuk menghindari kerugian. Sebab, apabila sapi dikubur, peternak tidak mendapatkan uang sama sekali.

Perdagangan gelap bangkai sapi ini menjadi perhatian serius pemerintah desa. Pihaknya meminta warga tidak memperjualbelikan bangkai sapi.

Pihaknya berharap, jika ada sapi mati secara tidak wajar, warga segera melapor ke perangkat desa yang nantinya akan dilanjutkan ke Dinas Peternakan, sehingga penyebab kematian sapi bisa diketahui dengan jelas.

"Kalau (bangkai) itu dijual, akan keterusan. Makanya saya larang, pokoknya tidak boleh," ujar Sabar.

Sabar menambahkan, dari delapan sapi yang mati mendadak tersebut, hampir seluruhnya dalam kondisi dewasa dan gemuk. Bahkan, sehari sebelum tewas, sapi milik warga itu tidak mengalami tanda-tanda terkena penyakit.

"Sapi yang mati itu rata-rata dewasa dan gemuk, bukan yang kerempeng. Sapi itu, kalau diperah, rata-rata badannya kurus. Tapi yang mati itu gemuk-gemuk," imbuhnya.


Sementara itu, kasus kematian sapi tersebut diduga akibat terkena racun. Sebab, sesaat sebelum mati, sapi tiba-tiba loncat dan melenguh keras. Setelah itu sapi terjatuh. Sesaat kemudian sapi kembali bangun, namun kembali jatuh dan mati.

"Ada yang bilang saat mati itu lidahnya menjulur dan ada juga yang berbusa," terang Sabar.

Kades Nyawangan sempat khawatir dan menghubungkan kasus kematian sapi tersebut dengan ulah orang tidak bertanggung jawab, yang sengaja memberikan racun guna mendapatkan keuntungan. Sebab, sapi dalam kondisi keracunan harga jualnya akan anjlok. Namun, ketika dagingnya dijual, tetap menggunakan harga normal.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.